Kamis, 28 Oktober 2010

STRATEGI MENINGKATKAN PERSAINGAN BISNIS PERUSAHAAN DENGAN PENERAPAN E-COMMERCE

Saat ini kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi menjadi sebuah perubahan tradisi dari kultur masyarakat sehari-hari, dengan terciptanya sebuah keterbukaan dan transparansi di berbagai bidang, yang terutama di bidang Teknologi Informasi (IT). Informasi yang cepat dan akurat merupakan bentuk informasi yang sangat dibutuhkan oleh masyarakat, termasuk didalamnya dunia bisnis.
Berkembangnya penggunaan Internet dan teknologi World Wide Web, menyebabkan munculnya penggunaan internet mengalami perkembangan yang luar biasa di bidang bisnis terutama pada perusahaan skala besar maupun kecil. Sejak berkembangnya teknologi internet tersebut pada tahun 1990-an penggunaannya meluas karena dipandang memberikan manfaat yang sangat besar bagi kelancaran proses-proses bisnis.
Penggunaan teknologi internet diharapkan dapat memberikan manfaat yang besar terhadap dunia bisnis yang kompetitif tersebut. Perusahaan yang mampu bersaing dalam kompetisi tersebut adalah perusahaan yang mampu mengimplementasikan teknologi ke dalam perusahaannya. Salah satu jenis implementasi teknologi dalam hal meningkatkan persaingan bisnis dan penjualan produk-produk adalah dengan menggunakan electronic commerce (e-Commerce) untuk memasarkan berbagai macam produk atau jasa, baik dalam bentuk fisik maupun digital. Dalam penggunaan teknologi tersebut, berbagai pihak yang terkait dengan perusahaan seperti investor, konsumen, pemerintah akan ikut berperan.
Dengan semakin matangnya teknologi internet dan web, teknologi-teknologi ini meningkatkan kemampuan perusahaan yang canggih dalam hal komunikasi bisnis dan dalam hal kemampuannya berbagi informasi, selain itu berbagi sumber daya lain yang bernilai.
Ide dasar serta manfaat e-Commerce dalam meningkatkan pelayanan terhadap pelanggan serta meningkatkan daya saing perusahaan dalam hal ini menjadi sudut pandang dari penulis yang dijadikan sebagai obyek dalam tulisan ini. Melihat kenyataan tersebut, maka penerapan teknologi e-Commerce merupakan salah satu factor yang penting untuk menunjang keberhasilan suatu produk dari sebuah perusahaan. Untuk mempercepat dan meningkatkan penjualan cepat maka dengan melihat perkembangan teknologi informasi yang sangat pesat tersebut dapat memanfaatkan suatu layanan secara on-line yang berupa e-Commerce.
Dengan adanya layanan electronic commerce (e-Commerce) ini maka pelanggan dapat mengakses serta melakukan pesanan dari berbagai tempat. Dengan adanya era teknologi yang canggih saat ini para pelanggan yang ingin mengakses e-Commerce tidak harus berada di suatu tempat, hal itu dikarenakan di kota kota besar di Indonesia telah banyak tempat tempat yang menyediakan suatu fasilitas akses internet hanya dengan menggunakan laptop/notebook ataupun dengan Personal Digital Assistant (PDA) dengan menggunakan teknologi wifi. Maka dari itu saat sekarang sangat diperlukan dan diminati perusahaan-perusahaan yang menerapkan layanan e-Commerce.
Penggunaan e-Commerce di Indonesia masih sangat terbatas. Berdasarkan survey awal masih relatif sedikit perusahaan yang menggunakan e-Commerce sebagai sarana untuk kepentingan bisnis. Oleh karena itu dalam tulisan ini akan dikaji tentang motif serta manfaat yang dirasakan oleh perusahaan yang telah menerapkan penggunaan ecommerce dalam kepentingan bisnis. Melalui tulisan ini diharapkan dapat diperoleh gambaran yang jelas tentang motif perusahaan dalam menggunakan e-Commerce.
Sedangkan tujuan dari tulisan ini adalah: Ide-ide apa sajakah yang mendorong perusahaan menggunakan e-Commerce dalam kepentingan bisnis dan seberapa besarkah manfaat yang telah diperoleh jika perusahaan telah menerapkan e-Commerce dalam kepentingan bisnis mereka.
Electronic Commerce (e-Commerce) adalah proses pembelian, penjualan atau pertukaran produk, jasa dan informasi melalui jaringan komputer. e-Commerce merupakan bagian dari e-business, di mana cakupan e-business lebih luas, tidak hanya sekedar perniagaan tetapi mencakup juga pengkolaborasian mitra bisnis, pelayanan nasabah, lowongan pekerjaan dll. Selain teknologi jaringan www, e-Commerce juga memerlukan teknologi basisdata atau pangkalan data (databases), e-surat atau surat elektronik (e-mail), dan bentuk teknologi non komputer yang lain seperti halnya sistem pengiriman barang, dan alat pembayaran untuk e-Commerce ini.
Penggolongan e-Commerce yang lazim dilakukan orang ialah berdasarkan sifat transaksinya. Menurut M. Suyanto (2003) tipe-tipe berikut segera bisa dibedakan :
1. Business to business (B2B)
2. Business to Consumer (B2C)
3. Consumer to Consumer (C2C)
4. Consumer to Business (C2B)
Bagi sebagian kalangan, istilah e-Commerce diartikan secara sempit sebagai transaksi jual beli produk, jasa dan informasi antar mitra bisnis lewat jaringan komputer, termasuk internet. e-Commerce akan merubah semua kegiatan marketing dan juga sekaligus memangkas biaya-biaya operasional untuk kegiatan trading (perdagangan) .
e-Commerce mempunyai perspektif sebagai berikut:
n Komunikasi
n Proses bisnis
n Layanan
n Online
n Kolaborasi
n Komunitas
E-Commerce adalah membeli atau menjual produk atau jasa melalui media elektronik, salah satunya adalah melalui media internet. Melalui e-Commerce ini pelanggan tidak perlu lagi datang ke sebuah toko untuk membeli barang yang diinginkan tetapi pelanggan dapat secara langsung memesan barang mereka melalui internet. Selain lebih mudah penerapannya, dalam segi biaya juga bisa di katakan murah, berbisnis di internet juga efisien terhadap waktu.
Tabel 1. Perspektif Mengenai E-Commerce
PERSPEKTIF DEFINISI E- COMMERCE FOKUS
On-line Purchasing Pespective Sistem yang memungkinkan pembelian dan penjualan produk dan informasi melalui internet dan jasa online lainnya. Transaksi online
Digital Communication Perspective Sistem yang memungkinkan pengiriman informasi digital produk, jasa dan pembayaran online Komunikasi secara elektronis
Service Perspective Sistem yang memungkinka upaya
menekan biaya, menyempurnakan kualitas produk dan informasi instan terkini, dan meningkatkan kecepatan penyampaian jasa Efisiensi dan layanan pelanggan
Business Process Perspective Sistem yang memungkinkan otomatisasi transaksi bisnis dan aliran kerja Otomatisasi proses bisnis
Market-of-one
Perspective Sistem yang memungkinkan proses ‘Customization’ produk dan jasa untuk diadapatasikan pada kebutuhan dan keinginan setiap pelanggan secara efisien Process customization
I.3. Tujuan dari aplikasi e-Commerce adalah :
1. Customer/pelanggan yang ingin membeli barang atau transaksi lewat internet hanya membutuhkan akses internet dan interface-nya menggunakan web browser.
2. Menjadikan portal e-Commerce / e-shop tidak sekedar portal belanja, akan tetapi menjadi tempat berkumpulnya komunitas dengan membangun basis komunitas, membangun konsep pasar bukan sekedar tempat jual beli dan sebagai pusat informasi (release, product review, konsultasi)
3. Pengelolaan yang berorientasi pada pelayanan, kombinasi konsepsi pelayanan konvensional dan virtual : Responsif (respon yang cepat dan ramah), Dinamis, Informatif dan komunikatif
4. Informasi yang up to date, komunikasi multi-arah yang dinamis
5. Model pembayaran : kartu kredit atau transfer.
Dalam banyak kasus, sebuah perusahaan e-Commerce bisa bertahan tidak hanya mengandalkan kekuatan produk saja, akan tetapi dengan adanya tim manajemen yang handal, pengiriman yang tepat waktu, pelayanan yang bagus, struktur organisasi bisnis yang baik, jaringan infrastruktur dan keamanan, desain situs web yang bagus, beberapa faktor yang termasuk:
1. Menyediakan harga kompetitif
2. Menyediakan jasa pembelian yang tanggap, cepat, dan ramah.
3. Menyediakan informasi barang dan jasa yang lengkap dan jelas.
4. Menyediakan banyak bonus seperti kupon, penawaran istimewa, dan diskon.
5. Memberikan perhatian khusus seperti usulan pembelian.
6. Menyediakan rasa komunitas untuk berdiskusi, masukan dari pelanggan, dan lain-lain.
7. Mempermudah kegiatan perdagangan
Beberapa aplikasi umum yang berhubungan dengan e-Commerce adalah:
• E-mail dan Messaging
• Content Management Systems
• Dokumen, spreadsheet, database
• Akunting dan sistem keuangan
• Informasi pengiriman dan pemesanan
• Pelaporan informasi dari klien dan enterprise
• Sistem pembayaran domestik dan internasional
• Newsgroup
• On-line Shopping
• Conferencing
• Online Banking
Faktor kunci sukses dalam e-Commerce.
Dalam banyak kasus, sebuah perusahaan e-Commerce bisa bertahan tidak hanya mengandalkan kekuatan produk saja, tapi dengan adanya tim manajemen yang handal, pengiriman yang tepat waktu, pelayanan yang bagus, struktur organisasi bisnis yang baik, jaringan infrastruktur dan keamanan, desain situs web yang bagus, beberapa faktor yang termasuk:
1. Menyediakan harga kompetitif
2. Menyediakan jasa pembelian yang tanggap, cepat, dan ramah.
3. Menyediakan informasi barang dan jasa yang lengkap dan jelas.
4. Menyediakan banyak bonus seperti kupon, penawaran istimewa, dan diskon.
5. Memberikan perhatian khusus seperti usulan pembelian.
6. Menyediakan rasa komunitas untuk berdiskusi, masukan dari pelanggan, dan lain-lain.
7. Mempermudah kegiatan perdagangan.
Penggunaan dan manfaat e-Commerce dalam bisnis di sebuah Perusahaan:
Manfaat yang dirasakan perusahaan khususnya untuk kepentingan pelanggan memperlihatkan bahwa e-Commerce dapat memberikan manfaat :
1. Mendapatkan pelanggan baru. Studi yang menyebutkan bahwa manfaat penggunaan e-Commerce dalam bisnis adalah mendapatkan pelanggan baru dikemukakan oleh Hamill da Gregory, 1997 dan Swatman, 1999 serta Hoffman dan Novak, 2000. Digunakannya e-Commerce memungkinkan perusahaan tersebut mendapatkan pelanggan baru baik itu yang berasal dari pasar domestik maupun pasar luar negeri.
2. Menarik konsumen untuk tetap bertahan. Studi yang dilakukan oleh Daniel & Storey, 1997 di industri perbakan menemukan bahwa dengan adanya layanan ebanking membuat nasabah tidak berpindah ke bank lain. Selain itu bank juga akan mendapatkan pelanggan baru yang berasal dari bank-bank yang bertahan dengan teknologi lama.
3. Meningkatkan mutu layanan. Dengan adanya e-Commerce memungkinkan perusahaan dapat meningkatkan layanan dengan melakukan interkasi yang lebih personal sehingga dapat memberikan informasinya sesuai dengan apa yang diinginkan oleh konsumen. Studi yang menyebutkan bahwa penggunaan ecommerce dapat bermanfaat untuk meningkatkan mutu layanan ini dikemukakan oleh Gosh, 1998.
4. Melayani konsumen tanpa batas waktu. Studi yang dilakukan oleh Daniel & Storey, 1997 menemukan bahwa adanya pelanggan dapat melakukan transaksi dan memanfaatkan layanan suatu perusahaan tanpa harus terikat dengan waktu tutup ataupun buka dari suatu perusahaan tersebut.
Permasalahan Mengimplementasikan Electronic Commerce di Perusahaan.
Manfaat dari e-Commerce bagi konsumen diantaranya dapat melayani transaksi 24 jam disetiap lokasi, memberikan banyak pilihan pada pelanggan, menyediakan produk yang tidak mahal dengan cara mengunjungi banyak tempat dan melakukan pembandingan secara tepat, pengiriman menjadi cepat, partisipasi dalam pelayanan maya (virtual action), dapat berinteraksi dengan pelanggan lain dan memudahkan persaingan. Manfaat e-Commerce bagi masyarakat diantaranya dapat memungkinkan untuk bekerja dirumah, terbatasnya jumlah barang yang dijual, dapat menikmati produk atau jasa yang susah dipasarkan, memfasilitasi layanan public seperti perawatan, kesehatan, pendidikan dan lain-lain.
Dengan adanya berbagai keuntungan e-Commerce, maka ada juga keterbatasannya dengan kategori teknis dan nonteknis.
Keterbatasan Teknis, meliputi:
1. Adanya kekurangan sistem keamanan, kehandalan,
2. Standard dan beberapa protokol komunikasi.
3. Adanya bandwidth telekomunikasi yang tidak mencukupi.
4. Adanya pengembangan perangkat lunak masih dalam tahap perkembangan dan berubah dengan cepat.
5. Sulit menyatukan perangkat lunak internet dan e-Commerce dengan aplikasi dan database yang ada sekarang ini.
6. Vendor-vendor kemungkinan perlu server web yang khusus serta infrastruktur lainnya selain server jaringan.
7. Beberapa perangkat lunak e-Commerce mungkin tidak cocok bagi hardware tertentu.
Keterbatasan Nonteknis, meliputi:
1. Biaya dan Justifikasi
Biaya pengembangan e-Commerce dalam rumah bisa sangat tinggi dan kekeliruan yang disebabkan oleh kurangnya pengalaman bisa mengakibatkan adanya delay (penangguhan).
1. Sekuritas dan Privasi
Isu sekuriti yang dipandang serius dibanding yang sebenarnya bila diterapkan inskripsi yang tepat.
1. Sedikit kepercayaan dan resistensi pemakai
Pelanggan tidak percaya bila tanpa melihat wajah penjual yang mereka kenal.
1. Tidak adanya sentuhan dan rasa hubungan secara on line.
2. Banyak isu hukum yang belum terpecahkan
3. e-Commerce sebagai disiplin baru masih mencari bentuk dan sedang berkembang dengan cepat.
4. e-Commerce dapat menimbulkan jarak hubungan relasi manusia.
5. Keteraksesan internet masih merupakan hal yang mahal atau tidak cocok bagi pelanggan potensial.
Namun dari beberapa manfaat e-Commerce yang besar ini terhalangi oleh beberapa kendala seperti sekuritas dan metode pembayaran. Hasil penelitian menunjukkan, bahwa praktek pengenaan pajak dalam perdagangan elektronis belum sesuai dengan aturan yang berlaku, sehingga tidak dapat memaksimalkan penerimaan pajak dari perdagangan elektronis.
Adapun kendala yang dihadapi, dan merupakan sebuah tantangan bagi kita sekarang ini adalah mengenai sekuritas dan metode pembayaran. Yang belum siap dalam sistem pemasaran online ini adalah cara bayar transaksi di Indonesia, yang dalam hal ini hanya bisa dijalankan dengan menggunakan cara manual melalui ATM atau transfer bank, tidak bisa menggunakan cara bayar otomatis seperti Paypal atau lainnya. Kendala penerapan e-Commerce di Perusahaan yang ada Indonesia :
1. Orang Indonesia masih belum terbiasa dengan belanja online
2. Infrastruktur bank dan aturan belum siap
3. Akses Internet belum mencakup seluruh daerah
4. Pemilik komputer masih terbatas
Dengan perkembangan teknologi internet, diharapkan masalah tersebut akan semakin terkendali untuk masa yang akan datang.
Pembahasan Strategi Penerapan e-Commerce di Perusahaan
Implementasi e-Commerce menuntut pergeseran paradigma secara fundamental, dari yang semula marketplace yang menekankan interaksi secara fisik antara penjual dan pembeli menjadi marketspace yang mengandalkan transaksi elektronik. Dalam traditional marketplace, lalu lintas informasi, produk/jasa, dan pembayaran bersifat fisik (location based). Dengan kata lain, model bisnis yang berlaku adalah geographic business model. Sebaliknya, dalam dunia virtual marketplace, aliran informasi produk, proses komunikasi antara produsen dan konsumen, distribusi barang/jasa dan transaksi berlangsung dalam dunia maya/virtual.
E-Commerce merupakan satu set dinamis teknologi, aplikasi dan proses bisnis yang menghubungkan perusahaan, konsumen, dan komunitas tertentu melalui transaksi elektronik dan perdagangan barang, pelayanan dan informasi yang dilakukan secara elektronik. M. Suyanto (2003) mengatakan, e-Commerce (EC) merupakan konsep baru yang bisa digambarkan sebagai proses jual beli barang atau jasa pada World Wide Web internet (Shim, Qureshi, Siegel, 2000) atau proses jual beli atau pertukaran produk, jasa dan informasi melalui jaringan informasi termasuk internet (Turban, Lee, king, Chung, 2000). Kalakota dan Whinston (1997) mendefinisikan e-Commerce dari beberapa perspektif berikut:
1. Dari perspektif komunitas, e-Commerce merupakan pengiriman informasi, produk/layanan, atau pembayaran melalui lini telepon, jaringan komputer atau sarana elektronik lainnya.
2. Dari perspektif proses bisnis, e-Commerce merupakan aplikasi teknologi menuju otomatisasi transaksi dan aliran kerja perusahaan.
3. Dari perspektif layanan, e-Commerce merupakan satu alat yang memenuhi keinginan perusahaan, konsumen, dan manajemen dalam memangkas service cost ketika meningkatkan mutu barang dan ketepatan pelayanan.
4. Dari perspektif on line, e-Commerce berkaitan dengan kapasitas jual beli produkdan informasi di internet dan jasa on line lainnya. E-Commerce bisa beragam bentuknya tergsntung pada tingkat digitalitas produk/ layanan untuk dijual dan sebagainya. Phillip Kotler (2000) mengatakan, pemasaran merupakan proses perencanaan dan pelaksanaan pemikiran, penetapan harga, promosi serta penyaluran gagasan, barang dan jasa untuk menciptakan pertukaran yang memenuhi sasaran-sasaran individu dan organisasi. Strategi menurut Phillip Kotler adalah program yang luas untuk mendefinisikan dan mencapai tujuan organisasi dan melakukan misinya. Program merupakan peran aktif yang didasari rasional yang dimainkan oleh manajemen dalam merumuskan strategi perusahaan/ organisasi. Sedangkan perspektif selanjutnya , strategi adalah pola tanggapan organisasi yang dilakukan terhadap lingkungannya sepanjang waktu (James A.F. Stoner 1991). Tujuan pemasaran adalah untuk mengetahui dan memahami pelanggan sedemikian rupa, sehingga produk atau jasa itu cocok dengan pelanggan dan selanjutnya bisa menjual sendiri. Idealnya, pemasaran hendaknya menghasilkan seorang pelanggan yang siap untuk konsep pemasaran menegaskan behwa kunci untuk mencapai tujuan organisasi yang ditetapkan perusahaan tersebut haruslah efektif dibanding para pesaing dalam menciptakan, menyerahkan dan mengkomunikasikan nilai pelanggan.
Membangun dan mengimplementasikan sebuah sistem E-Commerce bukanlah merupakan sebuah proses atau program “instant”, namun merupakan suatu sistem yang perlahan-lahan berkembang terus-menerus sejalan dengan perkembangan perusahaan. Tidak sedikit perusahaan-perusahaan besar yang memilih jalan evolusi dalam memperkenalkan dan mengembangkan E-Commerce di perusahaannya. Alasan utama yang melatarbelakangi pemikiran ini adalah sebagai berikut:
Mengimplementasikan sebuah sistem E-Commerce tidak semudah atau sekedar mempergunakan sebuah perangkat aplikasi baru, namun lebih kepada pengenalan sebuah prosedur kerja baru (transformasi bisnis). Tentu saja perubahan yang ada akan mendatangkan berbagai permasalahan, terutama yang berhubungan dengan budaya kerja dan relasi dengan rekanan maupun pelanggan (Fingar, 2000):
• Sistem E-Commerce melibatkan arsitektur perangkat lunak dan perangkat keras yang akan terus berkembang sejalan dengan kemajuan teknologi, sehingga strategi pengembangan dan penerapannya-pun akan berjalan seiring dengan siklus hidup perusahaan; dan
• Mengembangkan sistem E-Commerce secara perlahan dan bertahap secara tidak langsung menurunkan tingginya resiko kegagalan implementasi yang dihadapi perusahaan.
Hal pertama yang baik untuk dilakukan adalah menyamakan visi E-Commerce diantara seluruh manajemen perusahaan melalui berbagai pendekatan formal maupun informal.
Jajaran Direksi dan Manajemen Senior harus memiliki visi yang jelas dan tegas, dan dipahami oleh seluruh perangkat perusahaan untuk menghasilkan persamaan persepso di dalam perkembangan implementasi E-Commerce. Visi yang jelas juga diharapkan akan mengurangi berbagai hambatan-hambatan atau resistansi yang mungkin timbul karena tidak didukungnya program tersebut oleh jajaran manajemen atau staf perusahaan yang ada.
Mensosialkan visi E-Commerce di perusahaan dapat dilakukan melalui berbagai cara, seperti pelatihan formal, diskusi/rapat bulanan, seminar, diskusi dan tanya jawab, dan lain sebagainya. Visi E-Commerce ini harus pula disosialkan di kalangan rekanan bisnis dan para pelanggan, karena walau bagaimanapun mereka semua akan merupakan bagian yang secara langsung atau tidak langsung akan memiliki pengaruh dalam pengembangan dan implementasi E-Commerce.
Langkah berikutnya adalah melakukan koordinasi antara berbagai pihak yang akan membangun sistem E-Commerce bersama perusahaan terkait. Pihak-pihak tersebut misalnya: rekanan bisnis (seperti pemasok dan distributor), vendor teknologi informasi, pelanggan, bank (penyedia jasa kartu kredit), pihak asuransi, dan lain sebagainya. Tujuan dari koordinasi ini adalah pengembangan sebuah kerangka kerja sama yang disepakati bersama, sehingga dalam perjalanan implementasinya, E-Commerce tidak mendapatkan gangguan yang berarti. Seluruh pihak-pihak dalam “konsorsium” ini harus menyadari bahwa mereka semua berada dalam sebuah ekosistem E-Commerce, dimana sistem yang ada baru akan berjalan secara baik jika masing-masing komponennya memiliki kinerja yang baik sesuai dengan fungsinya masing-masing.
Tahap berikutnya merupakan sebuah fase yang cukup sulit, karena diperlukan suatu pemahaman yang baik terhadap apa yang disebut sebagai metoda pendekatan sistem (system thinking). Penggabungan proses bisnis beberapa perusahaan dengan menggunakan kerangka E-Commerce tidak sekedar menghubungkan satu divisi dengan divisi lain dengan menggunakan perangkat telekomunikasi dan komputer, tetapi lebih jauh merupakan suatu usaha membentuk sistem bisnis yang lebih besar dan luas (internetworking). Pemahaman mengenai perilaku sebuah sistem, yang terdiri dari berbagai komponen arsitektur yang saling terkait dan terintegrasi merupakan hal mutlak yang harus dikuasai oleh mereka yang bertanggung jawab terhadap sistem tersebut. Tahap ini memiliki tujuan untuk mengadakan suatu analisa terhadap hal-hal pokok berkaitan dengan prinsip-prinsip dasar bisnis setelah lingkungan kerjasama baru antar perusahaan terbentuk, seperti:
• Menentukan model bisnis yang akan diterapkan di dalam E-Commerce;
• Mendefinisikan segmen pasar dan tipe pelanggan yang akan menjadi target;
• Menyusun kebijakan atau peraturan pembelian melalui internet bagi pelanggan;
• Membagi tugas dan tanggung jawab antar berbagai pihak yang berkerja sama;
• Mengusulkan pembagian biaya dan keuntungan dari model bisnis baru tersebut; dan lain sebagainya.
Setelah media infrastruktur E-Commerce selesai dibangun, tahap berikutnya adalah menentukan proyek percontohan atau proyek awal (pilot project) yang akan diuji coba dan diimplementasikan. Prinsip “don’t run before you can walk” merupakan pedoman pemikiran yang biasa dipergunakan dalam skenario implementasi teknologi informasi secara evolusi ini. Diharapkan dari pilot project ini dapat dilihat seberapa “feasible” konsep-konsep model bisnis yang telah dirancang dapat memenuhi objektif yang dikehendaki. Berdasarkan hasil evaluasi dan fakta yang terjadi selama pilot project dirancang dan diimplementasikan, berbagai perbaikan konsep dilakukan dan dimatangkan.
Di dalam perkembangannya, inisiatif-inisiatif baru akan terjadi, dan secara natural akan kembali ke siklus analisa kesempatan bisnis e-Commerce (inter-enterprise assessment). Dalam kerangka inilah evolusi secara perlahan-lahan akan terjadi dan e-Commerce akan berkembang dari satu tahap ke tahap berikutnya.
Keuntungan Perusahaan Menggunakan E-Commerce
Ada sejumlah alasan mengapa perusahaan memasang iklan di internet. Alasan pertama karena para penonton televisi mulai berpindah ke internet. Oleh karena itu media iklan harus mengikutinya dengan asumsi bahwa tujuan periklanan manapun adalah untuk menjangkau target audiensnya secara efektif dan efisien. Para pengiklan mengakui bahwa mereka harus melakukan penyesuaian perencanaan pemasarannya untuk terus mengejar peningkatan jumlah orang yang menghabiskan waktu didepan komputer on line, karena biasanya dia meninggalkan media yang lain. Alasan lain mengapa periklanan pada e-Commerce berkembang demikian pesat adalah:
1. Iklan dapat di update setiap waktu dengan biaya minimal, oleh karena itu iklan iklan di intenet selalu bisa tampil baru.
2. Iklan dapat menjangkau pembeli potensial dalam jumlah yang sangat besar dalam hitungan global.
3. Iklan on line kadang-kadang lebih murah dibandingkan iklan televisi, Koran atau radio.
4. Iklan pada e-Commerce dapat secara efisien menggunakan konvergensi teks, audio, grafik dan animasi.
5. Manfaat internet sendiri sedang berkembang dengan pesatnya.
6. Iklan di internet dapat dibuat interaktif dan dibidikkan ke kelompok-kelompok tertentu atau perorangan.
Tujuan periklanan harus ditetapkan berdasarkan keputusankeputusan sebelumnya mengenai pasar sasaran, penentuan posisi pasar dan bauran pemasaran. Perusahaan yang sudah bonafit serta menerapkan teknologi yang ada sangat membutuhkan pemasaran yang jaringannya luas. Maka cocok jika menggunakan e-Commerce yang merupakan salah satu sarana pemasaran yang jangkauannya luas bakan sampai seluruh dunia. Beberapa keunggulan e-Commerce dapat dipegang oleh perusahaan yang tidak memaksakan kekuatan potensialnya dengan memahami keunggulan perdagangannya untuk konsumen maupun untuk dunia bisnis.
Keberhasilan Manajemen di Perusahaan dengan e-Commerce
Forrester research di perusahaan bahwa e-Commerce akan meledak $327 milyar pada tahun 2000 dengan jumlah kenaikan 233% dari tahun 1997, karena e-Commerce dapat berpengaruh terhadap keunggulan perdagangan dan baik untuk konsumen maupun dunia bisnis. Ada beberapa kreteria dalam melakukan penggunaan ecommerce, yaitu:
1. Kenyamanan, berdasarkan Survey terakhir Forrester research bahwa belanja secara on line akan lebih nyaman.
2. Penghematan, dunia bisnis besar yang sudah ada seperti Dell Computer Corporation and General Electric menggunakan internet untuk menghubungkan pemasok, pabrik, penyalur dan pelanggan secara on line.
3. Pilihan seleksi, batas dunia usaha sama juga batas web karena tidak dibatasi oleh batas-batas fisik.
4. Personalisasi, Kemampuan komputer dalam memilih informasi untuk ditangkap web dunia bisnis supaya dapat mempersonalisasi punsak penjualan mereka dan bahkan produk-produk mereka.
Keberhasilan dari suatu perekonomian nasional banyak ditentukan oleh kegiatan-kegiatan periklanan guna menunjang usaha penjualan yang menentukan kelangsungan hidup industri, terciptanya lapangan pekerjaan serta adanya hasil yang mengutungkan dari seluruh uang yang diinvestasikan. Hal ini dibuktikan oleh kenyataan bahwa Negara-negara maju ataupun perusahaan-perusahaan top dunia senantiasa di iringi oleh kegiatan periklanan yang gencar. 50 perusahaan top dunia mengeluarkan biaya periklanan sebesar 49,3 milyar dolar untuk 56 negara pada tahun 1996. Beberapa diantaranya dibelanjakan lewat iklan di internet. Sedangkan di negara-negara dunia ketiga dan Rusia yang ekonominya masih lemah dan kegiatan periklanan masih berada pada taraf minimum, lapangan kerja sulit dan investasi tidak mudah mendapatkan keuntungan.
Pasar Sasaran/Target pada Perusahaan
Ada tiga pendekatan pada pemasaran, yaitu:
1. Pemasaran massal adalah keputusan untuk memproduksi dan mendistribusikan sacara massal satu produk dan berusaha memikat segala jenis pembeli.
2. Pemasaran beragam produk (deferensial produk) adalah keputusan untuk memproduksi dua atau lebih penawaran pasaryang produknya berbeda dalam modelfeatur, mutu, ukuran dan sebagainya, yang dirancang untuk menyediakan keragaman bagi pasar serta untuk membedakan produk penjual dari produk pesaingnya.
3. Pemasaran target adalah keputusan untuk membedakan berbagai kelompok pembeli yang membentuk pasar dan mengembangkan bauran produk serta pemasaran yang sesuai untuk masing-masing pasar sasaran.
Para aktifitas bisnis masa kini sedang beralih dari pemasaran massal dan deferensial produk kearah pemasaran target, karena pemasaran target lebih membantu dalam mengenali peluang-peluang pasar dan pemasaran yang efektif. Salah satu keuntungan utama periklanan lewat internet adalah kemampuannya dalam kustomisasi iklan agar sesuai dengan masingmasing pengunjung perorangan. Dari survey matrix tahun 2000, 500 perusahaan top versi fortune menugkatkan aktivitasnya dan memberikan kontribusinya lebih besar dari tahun-tahun sebelumnya pada pendapatan iklan di internet dan seluruhnya menggunakan iklan on line (mempunyai situs web).
Banyak perusahaan memanfaatkan pemasaran sasaran, sehingga dapat membedakan segmen-segmen pasar utama, membidik satu atau dua segmen pengembangan produk-produk program pemasaran yang dirancang khusus. Tiga langkah pemasaran sasaran :
1. Mengidentifikasi dan memilih kelompok pembeli yang berbeda-beda yang meminta produk/bauran pemasaran tersendiri (segmentasi pasar)
2. Memilih satu atau lebih segmen pasar untuk dimasuki (membidik pasar)
3. Membentuk dan mengkomunikasikan manfaat untuk dibedakan produk perusahan dengan produk lain di pasar.
Konsep Strategi
Definisi strategi dari perspektif mengenai apa yang akan dilakukan oleh sebuah organisasi adalah program yang luas untuk mendefinisikan dan mencapai tumuan organisasi serta malaksanakan misinya. Sedangkan dari perspektif mengenai apa yang pada akhirnya dilakukan oleh sebuah organisasi, apakahtindakannya sejak semula memang sudah direncanakan atau tidak. Strategi adalah pola tanggapan organisasi yang dilakukan terhadap lingkungannya sepanjang waktu. Hambatan perencanaan secara formal dalam pelaksanaan strategi diantaranya konflik diantara proses perencanaan dengan gaya manajemen, ketidaktepatan perencanaan untuk organisasi kecil, biaya perencanaan yang berlebihan pada aspek kuantiitas, kerentanan perencanaan formal terhadap peristiwa yang tidak diharapkan. Unit bisnis harus memiliki sistem intelegen pemasaran mengikuti kecenderungan dan perkembangan penting yang terjadi. Untuk mengidentifikasikan hal tersebut tentu ada peluang dan ancaman yang ditimbulkan. Paluang pemasaran merupakan daerah kebutuhan pembeli dimana perusahaan dapat beroperasi serta menguntungkan, dapat digolongkan menurut daya tariknya dan kemungkinan daya tariknya. Ancaman lingkungan merupakan tantangan terhadap kecenderungan yang kurang menguntungkan, yang mengurangi penjualan dan laba jika tidak dilakukan tindakan pemasaran defensif.


Pemasaran e-Commerce
Dampak perumusan pemasaran e-Commerce sebagai berikut:
1. Promosi e-Commerce dapat mempertinggi produk dan layanan melalui kontak langsung, kaya informasi dan interaksi dengan pelanggan.
2. Saluran pemasaran baru menciptakan saluran distribusi bagi produk yang ada sehingga banyak peluang menjangkau pelanggan dengan sifat komunikasi secaralangsung dan dua arah.
3. Penghematan langsung dalam pengiriman informasi kepada pelanggan.
4. Pengurangan cycle time, pengiriman produk dan pelayanan digital dapat dikurangi hingga hanya dalam hitungan detik untuk sampai ke tujuan.
Penetapan Tujuan Penetapan Anggaran Keputusan Pesan Evaluasi Penetapan tujuan.
5. Layanan konsumen ditingkatkan dengan cara pelanggan menemukan informasi detail secara on line.
6. Citra merk perusahaan, dalam web pendatang baru bias membangun citra perusahaan dengan cepat.

Selasa, 26 Oktober 2010

Emisi Roket Bisa Picu Perubahan Iklim

Keinginan manusia untuk mengunjungi ruang angkasa bisa menimbulkan dampak buruk. Berdasarkan penelitian terbaru, karbon hitam yang diemisikan oleh roket bisa berpengaruh pada perubahan iklim secara global dalam beberapa dekade mendatang. Para peneliti itu mempublikasikan hasil penelitiannya di Jurnal Geophysical Research Letter, yang terbit Oktober 2010.

Berdasarkan pada hasil penelitian itu, jelaga yang diemisikan oleh roket akan terakumulasi di ketinggian 40 km, tiga kali lebih tinggi dari ketinggian penerbangan pesawat penumpang. Tak seperti jelaga pesawat penumpang yang diemisikan di lapisan bawah atmosfer dan akan segera terurai dalam hitungan minggu, jelaga yang diemisikan oleh roket akan tetap bertahan di lapisan atmosfer yang tinggi, yaitu stratosfer.

Jelaga yang tertahan akan menghalangi sinar matahari yang memasuki bumi. Pada akhirnya, hal itu akan berpengaruh pada perubahan iklim secara global. "Respon pada perubahan iklim pada emisi karbon hitam dalam jumlah yang relatif kecil sangat mengejutkan," ungkap Michael Mills, peneliti dari National Center of Atmospheric Research (NCAR), Boulder, Colorado. Emisi di satu titik saja akan berpengaruh pada iklim dalam cakupan yang luas.

Menggunakan model komputer dari atmosfer bumi, para ilmuwan itu membuktikan bahwa temperatur bagian bumi yang berada di bawah lapisan jelaga akan menurun sebesar 0,7 derajat Celsius, sementara Antartika (kutub selatan) akan memanas 0,8 derajat Celsius.

Sementara itu, wilayah khatulistiwa akan kehilangan 1 persen ozon dan daerah kutub akan memiliki tambahan ozon sebesar 10 persen. Efek global dari hal tersebut adalah meningkatnya jumlah panas matahari yang tertahan di atmosfer. Itu artinya, jelaga tersebut berkontribusi pemanasan global.

Studi sebelumnya yang dilakukan Martin Ross dari Aerospace Corporation in Los Angeles, California pada tahun 2009 mengungkapkan bahwa jelaga roket berbahaya karena langsung dikeluarkan di lapisan stratosfer, tempat dimana ozon berada. Lewat hasil studi ini, ia berharap dapat mengkoordinasikan para ilmuwan, insinyur dan pemilik bisnis penerbangan roket ruang angkasa agar dapat mendiskusikan hal ini.

Ross dan timnya mendasarkan prediksi mereka pada perkembangan bisnis penerbangan roket ruang akasa pada tahun 2020. Penerbangan roket saat ini mengemisikan sepersepuluh dari jumlah yang digunakan untuk dalam penelitian ini.

Cinta Tumbuh di Otak, Bukan di Hati

Peneliti dari Syracuse University, Profesor Stephanie Ortigue, menemukan, ada 12 area di otak yang bekerja saat seseorang jatuh cinta. Kedua belas area itu menghasilkan bahan kimia, seperti dopamine, oxytocin, adrenalin, dan vasopression, yang berujung pada euforia. Rasa cinta juga memengaruhi fungsi psikologis, metafora, dan penilaian fisik.

Jadi, cinta itu berasal dari hati atau otak? "Pertanyaan yang selalu sulit dijawab. Saya berpendapat, asalnya dari otak," kata Ortigue. "Contohnya, suatu proses di otak kita bisa menstimulasi hati. Beberapa perasaan dalam hati kita sebetulnya merupakan gejala atas proses yang terjadi di otak."

Penelitian lain menunjukkan, peningkatan jumlah darah dalam faktor penumbuh untuk saraf yang memegang peranan penting dalam cara orang bersosialisasi. Hal ini menghadirkan fenomena yang disebut dengan "cinta pada pandangan pertama". Hal ini dikonfirmasi dengan temuan Ortigue yang menunjukkan bahwa cinta bisa hadir dalam waktu seperlima detik.

Ortigue menjelaskan, dengan memahami cara orang jatuh cinta dan putus cinta, para peneliti bisa mengembangkan terapi baru. "Kita bisa mengerti penyakit putus cinta," kata Ortigue.

Studi Ortigue juga mendapati ada bagian otak yang berbeda untuk tipe cinta yang berbeda. Cinta tanpa syarat, contohnya cinta seorang ibu terhadap anaknya, dipicu oleh aktivitas otak di bagian umum dan di tempat yang berbeda-beda, termasuk otak tengah. Cinta yang bergairah antar-kekasih melibatkan area kognitif, bagian yang mengharapkan imbalan, dan penilaian fisik.

Mengubah Limbah Udang Menjadi Obat

Limbah udang adalah salah satu limbah yang jumlahnya cukup banyak di Indonesia. Tiap daerah pesisir yang memanen udang untuk dikonsumsi sebagai bahan makanan bisa menghasilkan berton-ton limbah. Limbah itu biasanya dibuang begitu saja atau kalaupun diekspor dengan harga sangat murah. Padahal, limbah yang terbuang ke perairan bisa merugikan lingkungan.

"Limbah udang jika dibuang akan merugikan. Limbah itu akan meningkatkan biological oxygen demand di perairan karena proses penguraiannya sehingga organisme yang ada di perairan itu bisa kekurangan oksigen di waktu tertentu. Selain itu, jika ada penguraian limbah dalam skala besar, hal itu akan berpengaruh pada iklim skala global," ungkap mahasiswa Fakultas Farmasi Universitas Surabaya.

Dari keprihatinannya, ia lalu mencari-cari referensi di jurnal internasional tentang kandungan-kandungan dari limbah udang yang bisa digunakan dan manfaatnya. Dari pencariannya, ia menemukan bahwa limbah udang mengandung senyawa yang disebut kitin, senyawa karbohidrat kompleks yang terdapat dalam rangka luar udang. Senyawa tersebut jika diolah dengan cara tertentu menjadi suatu senyawa bernama chitosan, akan dapat berfungsi untuk mengobati hiperlipidemia, suatu penyakit kelainan kadar lemak dalam darah yang dapat memicu penyakit mematikan seperti jantung koroner.

Selain itu, ia juga menemukan bahwa limbah udang sebenarnya juga dimanfaatkan di luar negeri. "Limbah udang yang diekspor ke luar negeri ternyata diolah menjadi produk baru, setelah itu produknya diekspor lagi ke Indonesia dan dijual dengan harga mahal," kata Claudia. Hal itu sangat menyakitkan sebab seharusnya warga Indonesia pun bisa mengolahnya.

Dengan bekal ilmu farmasinya, ia berusaha mengolah limbah udang itu menjadi obat hiperlipidemia atau kelebihan lemak (kolesterol dan trigliserida) dalam darah. Ia melakukan serangkaian proses di laboratorium dari pembersihan hingga pengeringan untuk mendapatkan senyawa chitosan yang bisa dimanfaatkan. Untuk melakukannya, ia dibantu oleh beberapa orang teman dan laboran.

Untuk melakukan penelitian itu ternyata bukan hal yang mudah. "Penelitian farmasi menelan dana yang tak sedikit. Saya harus mengupayakannya dengan menjual ini itu untuk memperoleh pendanaan. Untungnya, akhirnya pihak kampus memberikan pendanaan," lanjut Claudia.

Setelah upaya menghasilkan senyawa chitosan tadi, uji laboratorium untuk meneliti keefektifan chitosan pun dilakukan. Ia mempersiapkan 30 tikus putih sebagai obyek uji. Tikus putih yang tersedia dibuat memiliki kadar lemak yang tinggi hingga terlihat gemuk dan menunjukkan kadar lmak yang tinggi dalam tes darah.

Hasil dari uji laboratorium itu menunjukkan bahwa penggunaan chitosan dari limbah udang ini menunjukkan hasil yang baik. Kandungan lemak dalam darahbtikus berkurang dan pengurangannya tak jauhb beda dengan pengurangan ketika meminum obat yang diresepkan doktek. "Ini berarti bahwa chitosan yang diberikan cukup berkhasiat," ujar claudia.

Chitosan yang dipakai dalam percobaan telah dibentuk kapsul. Menurut claudia, hal itu tak mengurangi khasiat dari chitosan. Sebaliknya itu mempunyai manfaat dalam kepraktisannya. "Jika nanti diproduksi untuk manusia, chitosan akan lebih praktis dan orang mau meminumnya. Kalau mengkonsumsi chitosannya langsung, orang kan cenderung malas," kata Claudia menjelaskan.

Penggunaan chitosan dalam pengobatan hiperlipidemia akan menguntungkan dalam hal biaya. "Sekali minum obat paten, orang menghabiskan 11.000 jadi jika sehari minum 3 kali akan menghabiskan 33.000. Kalau dengan chitosan ini, sekali minum hanya 3.000 sehingga 3 kali minum 9.000," jelas Claudia. Dengan demikian, chitosan bisa dikonsumsi oleh lebih banyak orang.

Claudia mengungkapkan kini ia tengah berupaya untuk mendapatkan hak paten dari produknya. Selain itu, ia juga sedang mencari referensi dari berbagai jurnal sehingga chotosan dapat diujikan keefektifannya pada manusia. Ke depan, ia juga berupaya untuk mendapatkan ijin dari BPOM (Badan Pengawas Obat dan Makanan) untuk mengedarkan obatnya. Konsumsi chitosan ini, seperti obat alami lainnya, jika digunakan dalam jumlah yang tepat takkan menimbulkan efek samping.

Atas penelitiannya itu, Claudia memenangkan Emil Salim Awards dari Program Climate Smart Leader, program yang diselenggarakan Yayasan Pembangunan Berkelanjutan (YPB) dalam rangka menjaring anak-anak muda yang berkomitmen untuk melestarikan lingkungan agar dapat menjalankan visi misinya. Penghargaan Emil Salim Award diterimanya di Balai Sapta Pesona, Kementrian Kebudayaan dan Pariwisata, Jakarta, Minggu (24/10/2010) kemarin.

Terkait dengan orientasi ke depannya, claudia mengungkapkan keinginannya untuk menjadikan temuannya sebagai dasar bisnis, atau yang ia sebut dengan social entrepreneurship. Lewat bisnis itu, ia berharap bahwa bisnis ini bisa memberdayakan dan memberi lapangan pekerjaan bagi masyarakat. Setelah mengikuti Climate Smart Leader, ia mengaku bahwa banyak hal yang sebenarnya bisa dilakukan untuk melestarikan lingkungan. "Selama kita memiliki komitmen untuk lingkungan, kita bisa melakukannya," tandasnya dengan penuh semangat.

Agar dapat memperluas visi misinya, ia juga mendirikan d'Young Greens, sebuah klub yang berupaya untuk memotivasi dan mengumpulkan anak muda agar peduli dengan lingkungannya. Ia melakukan berbagai cara sehingga klub yang diprakarsainya bisa lebih dikenal, misalnya dengan membuat stiker dan kalender. Well, selamat berjuang!

Saat Banjir, Ribuan Buku Bernasib Sial

Diperkirakan sekitar 2.500 buku mata pelajaran di dua sekolah dasar (SD) Tangerang Selatan, Banten, terendam banjir dan mengalami kerusakan. Kepala Bidang Pendidikan Dasar Dinas Pendidikan Tangerang Selatan, Ngatmin Al Arif di Tangerang, Selasa (26/10/2010), mengatakan kedua sekolah yang terendam adalah SD Serua 1 dan SD Serua IV Ciputat.
Sebagian buku 50 persen rusak karena robek saat diangkat dari tempat penyimpanan yang terendam banjir.
-- Ngatmin Al Arif

"Di SD Serua 1 ada sekitar 1.500 buku pelajaran dan di SD Serua IV, ada sekitar seribu buku pelajaran," ujarnya ditemui saat melakukan pemantauan di SD Serua IV Ciputat.

Akibatnya, semua buku tidak dapat digunakan dan terpaksa harus dijemur. Bahkan,sebagian buku sudah tidak dapat digunakan karena rusak.

"Sebagian buku 50 persen rusak karena robek saat diangkat dari tempat penyimpanan yang terendam banjir," jelas Ngatmin.

Selain itu, aktivitas di kedua sekolah tersebut saat ini juga tidak dapat berjalan seperti biasanya. Ruangan sekolah ikut terendam dan dipenuhi lumpur setinggi 10 sentimeter.

"Siswa hanya bersih-bersih ruang kelas saja, sebagian juga ada yang pulang karena aktivitas belajar mengajar diliburkan untuk sementara waktu," katanya.

Sementara itu, di sekolah SD Serua IV terdapat lima kelas sekolah dan satu kantor yang terendam banjir. Sedangkan di SD Serua 1 terdapat tujuh ruang kelas, satu ruang perpustakaan dan satu ruang kantor guru dan kepala sekolah.

Akibat dari kejadian tersebut, kedua sekolah meliburkan aktivitas kegiatan belajar mengajar selama satu hari karena seluruh ruangan kelas kotor. "Besok kegiatan belajar mengajar sudah kita aktif kembali. Sekarang ruang kelas sedang dibersihkan," kata Kepala Sekolah SD Serua IV, Nuradimahim.

Dokumen Dana BOS Itu Terbuka, Bos...

Aktivis Indonesia Corruption Watch bersama 5 kepala SMP induk tempat kegiatan belajar mandiri atau SMP induk TKBM mengunjungi kantor Komisi Informasi Pusat. Kedatangan mereka untuk melanjutkan sidang ajudikasi non-legitimasi terkait sengketa informasi pengelolaan dana bantuan operasional sekolah atau BOS.
Semua berkas sifatnya terbuka, mulai dari perencanaan, kuitansi, hingga pelaksanaannya. Semua itu boleh dipublikasikan.
-- Surahmin

Kelima sekolah tersebut adalah SMPN 190, SMPN 28, SMPN 67, SMPN 84, SMPN 95. Anggota Badan Pemeriksa Keuangan (BPK), Surahmin, hadir dalam persidangan itu sebagai saksi ahli.

Surahmin mengatakan, semua dokumen itu bersifat terbuka. Selama tidak ada unsur kerahasiaan di dalamnya, sifat dokumen pengelolaan dana BOS adalah terbuka dan bisa diketahui publik.

"Semua berkas sifatnya terbuka, mulai dari perencanaan, kuitansi, hingga pelaksanaannya. Semua itu boleh dipublikasikan," ujar Surahmin saat persidangan berlangsung, Senin (25/10/2010).

Hingga akhir persidangan, ketua majelis belum membacakan putusan. Hal itu terjadi karena sidang akan digelar dua kali lagi hingga putusan. Adapun sidang selanjutnya akan dilaksanakan pada 1 November 2010 dengan agenda pemanggilan Kepala Dinas Pendidikan DKI Jakarta Taufik Yudi Mulyanto sebagai pemohon dan saksi.

Seperti diberitakan sebelumnya di Kompas.com, aktivis ICW dan para kepala sekolah datang ke kantor KIP, Jalan Meruya Raya, Jakarta Barat, Senin (25/10/2010), untuk melanjutkan sidang ajudikasi sengketa informasi pengelolaan dana BOS sebagai tindak lanjut atas gagalnya proses mediasi antara ICW dan 5 kepala SMP induk TKBM.

Uniknya, mereka datang dengan memakai baju transparan. Peneliti senior ICW Febri Hendri mengatakan, penggunaan baju transparan itu sebagai simbol agar sekolah menjunjung transparansi dalam pengelolaan dana sekolah, terutama dana BOS.

Republik Czech Tawarkan Beasiswa S-2/S-3

Pemerintah Republik Czech melalui Program Bantuan Pembangunan Luar Negeri untuk Negara-negara Berkembang merilis program beasiswa untuk tahun akademik 2011/2012. Beasiswa ini ditawarkan kepada para mahasiswa untuk meraih gelar S-2 dan S-3 di perguruan-perguruan tinggi negara tersebut.

Untuk beasiswa S-2, kandidat yang lolos akan menjalani studi persiapan selama satu tahun. Selama studi mahasiswa juga akan mendapatkan tambahan kursus bahasa Czech, yang digabungkan dengan pelatihan-pelatihan studi lapangan secara spesifik.

Sementara untuk studi S-3, kandidat akan menjalani studi dengan instruksi dalam bahasa Inggris. Bidang studi yang difasilitasi dengan program beasiswa ini meliputi bidang studi ekonomi, informatika, dan pertanian.

Peminat beasiswa ini bisa mengirimkan aplikasinya melalui Kedutaan Besar Republik Czech di negara asal kandidat. Aplikasi dikirimkan setelah mendapatkan persetujuan dari Kementrian Luar Negeri dan Kementrian Pendidikan di masing-masing negara asal kandidat. Aplikasi yang dikirimkan secara langsung melalui Kementrian Pendidikan, Pemuda dan Olahraga Republik Czech tidak akan diproses.

Candi Muarojambi Didaftarkan ke Unesco

Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Provinsi Jambi, Didy Wurjanto, mengatakan bahwa pihaknya telah mendaftarkan Candi Muarojambi ke organisasi pendidikan, kebudayaan dan ilmu pengetahuan Perserikatan Bangsa-Bangsa/PBB (Unesco) sebagai salah satu warisan dunia.

Langkah ini merupakan upaya pemerintah daerah untuk menjadikan situs Candi Muarojambi sebagai salah satu warisan dunia, kata Didy di Jambi, Jumat.

Menurut dia, nomor registrasi untuk Candi Muarojambi adalah 5695, bahkan Candi Muarojambi sudah menjadi nomor satu dari sekian banyak kekayaan budaya di Indonesia yang diajukan ke Unesco sebagai warisan dunia.

"Sekarang Candi Muarojambi berada di peringkat teratas dari beberapa kebudayaan yang diajukan Indonesia menjadi warisan dunia," jelas Didy Wurjanto.

Untuk mewujudkan cita-cita tersebut, pihaknya juga berencana mengundang para panelis yang menyaring banyak usulan dari berbagai belahan dunia untuk menjadikan kebudayaan masing-masing menjadi warisan dunia.

"Untuk mempercepat proses mendapatkan pengakuan Unesco sebagai warisan dunia itu kita akan mendatangkan para panelis pada November 2010," katanya.

Pemprov Jambi optimistis Candi Muarojambi bisa menjadi warisan dunia, karena di antara beberapa kebudayaan yang diajukan Indonesia, Candi Muarojambi menduduki peringkat pertama.

"Banyak yang diajukan, seperti beberapa candi lain di Indonesia, serta kekayaan alam di Provinsi Jambi juga diajukan, namun kita yang terbaik karena kulturnya masih alami," tambahnya.

Namun, ia mengemukakan, untuk mewujudkan hal itu memerlukan proses yang cukup panjang.

Pertama Indonesia mengajukan kepada Unesco yang akan mengirimkan tim untuk meneliti layak atau tidaknya, setelah itu baru akan ditetapkan.

Dampak positif dari pengajuan ini kawasan kunjungan wisata akan meningkat di Provinsi Jambi. Selain itu, sastrawan, ilmuan dan para penulis akan banyak berdatangan untuk meneliti dan menulis tentang candi ini.

Selasa, 12 Oktober 2010

PENGEMBANGAN SISTEM INFORMASI SECARA OUTSOURCING STUDI KASUS PADA PERBANKAN DI INDONESIA

Sistem informasi dalam suatu pemahaman yang sederhana dapat didefinisikan sebagai satu sistem berbasis komputer yang menyediakan informasi bagi beberapa pemakai dengan kebutuhan yang serupa. Para pemakai biasanya tergabung dalam suatu entitas organisasi formal, seperti perusahan yang dapat dijabarkan menjadi Divisi, Kantor Cabang, Unit atau Bagian sampai pada unit terkecil dibawahnya. Informasi menjelaskan mengenai organisasi atau salah satu sistem utamanya mengenai apa yang telah terjadi di masa lalu, apa yang sedang terjadi sekarang dan apa yang mungkin akan terjadi dimasa yang akan datang tentang organisasi atau perusahaan tersebut.
Sistem informasi memuat berbagai informasi penting mengenai orang, tempat, transaksi dan segala sesuatu yang ada di dalam atau di lingkungan sekitar organisasi atau perusahaan. Informasi sendiri mengandung suatu arti yaitu data yang telah diolah ke dalam suatu bentuk yang lebih memiliki arti dan dapat digunakan untuk pengambilan keputusan.
Perbankan termasuk ke dalam industri jasa yang fungsi utamanya adalah sebagai lembaga intermediasi antara pihak yang mempunyai kelebihan dana dengan pihak pihak yang memerlukan dana. Dalam perkembangan selanjutnya perbankan tidak hanya terfokus pada penyaluran kredit tetapi juga pada pelayanan jasa keuangan lainnya seperti jasa pengiriman uang, jasa pelayanan ekspor-impor ( melalui layanan letter of credit), dan jasa keuangan lainnya. Untuk menunjang kelancaran operasional dan memberikan layanan yang dapat memenuhi harapan konsumen, maka industri perbankan harus ditunjang dengan sistem informasi yang handal dan aman dalam bertransaksi.
Hampir seluruh perbankan di Indonesia sekarang ini telah memberikan pelayanan secara real time on line dalam bertransaksi. Sistem informasi yang digunakan di perbankan biasanya terdiri dari beberapa modul sesuai dengan kebutuhan manajemen secara garis besar akan terbagi menjadi : sistem informasi untuk core banking, sistem informasi untuk sumber daya manusi, sistem informasi untuk manajemen aktiva tetap, sistem informasi treasury dan internasional, dan lain-lain.
Banyaknya modul dalam sistem informasi di perbankan harus ditunjang dengan database management system yang baik, network yang handal sehingga diperlukan manajemen sistem informasi yang bersifat integrated. Setiap bank di Indonesia pasti memiliki divisi teknologi informasi yang bertanggung jawab terhadap kelancaran operasional perbankan khususnya sistem informasinya. Begitu pentingnya peranan sistem informasi dalam operasional perbankan, maka perbankan dalam pengembangan sistem informasinya tidak hanya dilakukan secara insourcing dengan mengoptimalkan kemampuan divisi teknologi informasi tetapi juga dilakukan secara outsourcing dengan pihak ketiga (vendor) yang mempunyai keahlian khusus dalam bidang teknologi informasi.
Penggunaan outcourcing dalam pengembangan sistem informasi diperbankan ini mempunyai dampak positif seperti tercapainya efisiensi biaya, vendor biasanya lebih munguasai bidangnya secara detail, tidak tersedia ahlinya di perusahaan tersebut dan lain-lain. Penggunaan outsourcing di perbankan juga mempunyai beberapa kelemahan seperti masalah yang spesifik yang dihadapi setiap bank berbeda-beda seringkali vendor tidak bisa mengatasinya, biaya maintenance yang mahal dan cenderung bank hanya sebagai pengguna saja tanpa bisa mengembangkan sistem informasinya.

Senin, 04 Oktober 2010

SISTEM INFORMASI PENJUALAN DAN PENERIMAAN KAS PADA PERUSAHAAN ROKOK DJARUM

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Perusahaan rokok di Indonesia semakin menjamur, walaupun tidak semuanya dikenal oleh seluruh masyarakat Indonesia paling tidak mereka dikenal di daerah asalnya. Semakin banyaknya perusahaan rokok maka persaingan yang ada semakin ketat. Dan persaingan selalu muncul dalam dunia usaha. Dimana setiap perusahaan memiliki kompetensi yang berbeda-beda antara yang satu dengan yang lain. Perusahaan yang memiliki kompetensi yang paling baik akan mampu bertahan dalam dunia persaingan. Hal yang paling mendasar adalah perusahaan harus mengetahui kompetensi yang dimiliknya. Untuk itu perusahaan membutuhkan sejumlah informasi yang akan digunakan sebagai pedoman dan dasar operasional perusahaan. Informasi merupakan data yang telah tersaring, terorganisir, terealisasi, dan saling berhubungan sehingga berguna untuk mencapai tujuan organisasi (Riasetiawan,2004:2).
Setiap perusahaan memiliki tujuan yang berbeda pada saat pertama kali didirikan. Hal ini dipengaruhi oleh beberapa faktor, baik dari para pendiri perusahaan maupun kondisi lingkungan yang dihadapi pada saat itu. Faktor yang datang dari para pendiri perusahaan antara lain cara pandang, latar belakang pendidikan, budaya, agama. Sedangkan faktor yang berasal dari lingkungan antara lain teknologi, politik, kondisi perekonomian. Namun tidak bisa dipungkiri bahwa setiap perusahaan memiliki beberapa kesamaan tujuan yaitu mengalami pertumbuhan dan kelangsungan hidup perusahaan.
Untuk mencapai tujuan yang telah direncanakan perusahaan maka informasi akan dibutuhkan sebagai sarana komunikasi yang utama untuk keperluan pengambilan keputusan dan perumusan kebijakan. Hal ini juga diperlukan perusahaan manufaktur. Perusahaan manufaktur selalu berkecimpung dengan usaha jual menjual, begitu pula perusahaan rokok, yang merupakan salah satu bentuk perusahaan manufaktur. Berbagai strategi dirumuskan dan diterapkan perusahaan untuk meningkatkan penjualan mereka. Untuk mendapatkan informasi yang akurat dan valid maka perusahaan perlu merumuskan suatu sistem informasi, terutama sistem informasi penjualan dan penerimaan kas perusahaan rokok.
Setiap perusahaan memiliki spesifikasi penjualan. Secara garis besar ada tiga macam spesifikasi penjualan yang umum digunakan perusahaan, yaitu berdasarkan jenis produk, petugas penjual, dan wilayah penjualan. Untuk perusahaan rokok “djarum” memiliki spesifikasi penjualan menurut wilayah penjualan atau lebih sering disebut dengan kanvasser. Alasan perusahaan rokok “djarum” menerapkan kanvasser karena dianggap strategi paling menguntungkan untuk mereka. Penjualan rokok perusahaan rokok “djarum” tersebar ke beberapa wilayah, dengan kanvasser akan memudahkan pihak manajemen perusahaan untuk mengevaluasi kinerja perusahaan. Selain itu dengan kanvasser perusahaan dapat menganalisa pasar penjualannya, pelanggan, penyalur, kebutuhan, selera regional, persediaan, dan kebutuhan lingkungan.
Riasetiawan (2004:2) menyimpulkan kriteria-kriteria informasi yang berguna dalam pengambilan keputusan sebagai berikut :
1. Relevan, suatu informasi mempunyai manfaat sebagai dasar pengambilan keputusan
2. Akurat, ketepatan, dan dapat diandalkannya suatu informasi
3. Tepat waktu, informasi yang diperoleh terbaru dan mudah diperoleh saat dibutuhkan
4. Ringkas, informasi telah dikelompokkan sehingga tidak perlu diterangkan
5. Jelas, tingkat informasi dapat dimengerti oleh penerima
6. Dapat dikuantifikasi, tingkat informasi dapat dinyatakan dalam bentuk angka
7. Konsisten, tingkat informasi dapat diperbandingkan.
Sistem informasi penjualan dan penerimaan kas memiliki arti penting bagi perusahaan. Pengelolahan informasi membutuhkan kecepatan dan ketelitian proses, maka perusahaan akan memerlukan sistem informasi penjualan dan penerimaan kas yang sesuai dengan kebutuhan bidang usahanya.
Dalam sistem informasi penjualan dan penerimaan kas mengulas tentang prosedur penjualan dan penerimaan kas, bagian-bagian yang terkait yang terangkai dalam suatu prosedur, formulir-formulir yang digunakan perusahaan, dan penerapan pengendalian internal perusahaan.
Prosedur penjualan dan penerimaan kas merupakan kunci penting dalam pelaksanaan sistem informasi penjualan dan penerimaan kas dalam suatu perusahaan. Baik itu prosedur untuk order penjualan, prosedur pencatatan piutang, prosedur pendistribusian penjualan, dan sebagainya. Pelaksanaan prosedur yang tidak atau kurang sesuai dengan standar yang ditetapkan perusahaan akan menjadi masalah bagi perusahaan, yang nantinya akan mempengaruhi keefektifan dan keefisienan kinerja perusahaan. Tidak adanya prosedur yang seharusnya diterapkan perusahaan merupakan salah satu masalah yang mungkin muncul dalam perusahaan. Ada bagian prosedur yang hilang atau tidak dicantumkan oleh perusahaan rokok “djarum” ini.
Bagian-bagian terkait yang terangkai dalam suatu prosedur juga merupakan hal penting yang perlu diperhatikan perusahaan. Untuk sistem informasi penjualan dan penerimaan kas ini bagian-bagian yang terkait adalah bagian penjualan, bagian kredit (untuk penjualan kredit), bagian penagihan, bagian akuntansi, dan bagian-bagian terkait lainnya. Dalam pelaksanaannya setiap bagian ini memiliki tugas dan tanggungjawab yang berbeda-beda namun masih saling terkait dengan bagian yang lainnya. Pemisahan bagian-bagian yang terkait secara jelas wajib dijalankan perusahaan, hal ini untuk menghindari terjadinya penggandaan pelaksanaan tanggungjawab. Dalam perusahaan rokok “djarum” ini ada beberapa bagian yang dijadikan satu, sehingga terjadi penggandaan pelaksanaan tanggungjawab dalam satu bagian.
Begitu juga halnya dengan penggunaan formulir-formulir perusahaan dan penerpan pengendalian internal perusahaan. Formulir-formulir yang digunakan harus mampu memberikan informasi yang dibutuhkan oleh bagian-bagian (fungsi-fungsi) yang ada dalam sistem informasi penjualan dan penerimaan kas perusahaan. Perusahaan rokok “djarum” ini menggunakan formulir yang berbeda-beda untuk satu fungsi yang sama. Pengendalian internal yang baik juga harus diperhatikan oleh perusahaan. Seperti perusahaan rokok “djarum” ini, mereka kurang mampu menerapkan pengendalian internal dengan baik.
Keempat hal diatas merupakan hal-hal penting yang harus diperhatikan dan diterapkan oleh perusahaan. Dengan penerapan sistem informasi penjualan dan penerimaan kas tersebut diharapkan dapat memberikan informasi yang berbobot, akurat, dan valid karena akan dijadikan dasar pengambilan keputusan, baik oleh pihak internal maupun eksternal perusahaan.
Dari uraian di atas maka penulis ingin mengetahui lebih jauh mengenai penerapan sistem informasi penjualan dan penerimaan kas dalam perusahaan rokok.


Penerapan Sistem Teknologi Informasi pada Organisasi / Perusahaan perbankan
Penerapan sistem informasi pada organisasi memerlukan suatu perencanaan yang matang. Bila dilakukan secara tergesa-gesa tanpa melakukan perencanaan terlebih dahulu dikhawatirkan akan memakan biaya yang mahal, kemungkinan ada biaya baru baik untuk riset kelayakan dan lain-lain akan menambah biaya selanjutnya. Dalam penerapan sistem informasi maka masalah finansial merupakan faktor yang sangat penting.
Tersedianya finansial merupakan salah satu strategi untuk menunjang berjalannya suatu sistem pada organisasi. Contoh dalam hal ini adalah penerapan sistem ATM pada bank-bank di Indonesia. Para nasabah pengguna ATM tersebut akan merasa kecewa bila datang ke sistem teknologi ATM tersebut ternyata uang tidak bisa keluar atau macet, ini tentunya akan menyebabkan nasabah memilih jaringan sistem pada suatu bank yang lebih lancar dan memuaskan nasabah. Uraian di atas menunjukkan bahwa suatu sistem teknologi informasi haruslah melalui perencanaan yang matang.
Di samping faktor finansial, kualiats sumber daya manusia yang menguasai sistem teknologi informasi juga sangat diperlukan. Kalaupun perencanaan untuk mengembangkan sistem teknologi sudah dipersiapkan namun tanpa didukung oleh adanya sumber daya manusia yang berkemampuan dan berpengetahuan (skill) di bidang teknologi informasi tersebut, sistem teknologi tidak dapat berjalan sebagaimana mestinya. Sumber daya manusia yang berkemampuan di bidang teknologi informasi sangat menunjang kemungkinan penerapan sistem teknologi informasi pada suatu organisasi.
Salah satu sistem informasi yang dapat dikembangkan di perusahaan atau organisasi ialah ada istilah sistem informasi strategik. Sistem ini menurut Jogiyanto (2003) hanya diterapkan pada perusahaan tertentu saja seperti perusahaan-perusahaan industri yang mempunyai intensitas informasi yang tinggi. Di negara-negara maju seperti Eropa dan Amerika Serikat contoh penerapan sistem informasi strategik adalah seperti: Pembelian barang lewat internet dan di negara maju sistem ini cukup berhasil karena dianggap menghemat waktu. Menurut Jogiyanto (2003), bahwa Strategic Information System juga menghubungkan antara perusahaan dengan pemasok dan perusahaan dengan pelanggan secara on-line. Contohnya adalah di industri penerbangan, yaitu perusahaan-perusahaan penerbangan, agen-agen perjalanan dan konsumen dihubungkan dengan suatu jaringan sistem pemesanan tiket pesawat terbang (airline reservation system). Di industri perbankan, bank-bank dihubungkan dengan nasabah dengan menggunakan ATM. Di industri distributor obat, seperti perusahaan-perusahaan American Hospital Supply Company dan McKesson Corp, mereka menghubungkan sistem-sistem teknologi informasinya dengan konsumen dalam bentuk pemasukan pemesanan secara elektronik (electronic order entry).
Lebih lanjut menurut Jogiyanto (2003), sampai pertengahan tahun 1990-an, cara utama untuk menarik teknologi informasi ke luar sampai ke pemasok atau ke pelanggan yaitu dengan cara mengembangkan suatu sistem yang disebut dengan interorganization systems (IOS). Suatu IOS akan menggandeng sistem informasi suatu bisnis dengan sistem informasi bisnis lainnya. Suatu IOS adalah sistem pengolahan data dan komunikasi data yang melibatkan dua atau lebih organisasi.
Beberapa perusahaan, seperti misalnya GM, Wal Mart dan Kmart memita pemasoknya untuk menggunakan IOS untuk penawaran produknya. Beberapa perusahaan sekarang tidak hanya menggunakan IOS untuk mengirimkan order penjualan secara elektronik, tetapi mulai menggunakannya untuk menggabungkan sistem persediaannya secara elektronik langsung ke komputer pemasok. Dengan sistem ini, maka pemasok akan mengetahui posisi persediaan kliennya dan secara otomatis akan mengirimkan order penjualan kepada klien jika item persediaan sudah waktunya untuk diisi kembali.