Senin, 05 April 2010

MEMBANGUN
BUDAYA dan ETIKA INTERNAL ORGANISASI YANG
ANTI KECURANGAN
Setiap
organisasi bertanggungjawab untuk mengembangkan suatu perilaku organisasi yang
mencerminkan kejujuran dan etika yang dikomunikasikan secara tertulis dan dapat
dijadikan pegangan oleh seluruh pegawai. Budaya tersebut harus memiliki akar
dan memiliki nilai-nilai luhur yang menjadi dasar bagi etika pengelolaan suatu
organisasi yang mencakup Profesionalisme, Kerjasama, Keserasian, Keselarasan, Keseimbangan,
dan Kesejahteraan.
Implementasi
nilai-nilai yang terdapat dalam budaya Kerja tersebut dalam suatu organisasi
sangat erat hubungannya dengan kemauan manajemen untuk MEMBANGUN etika perilaku
dan budaya organisasi yang anti kecurangan, sehingga dapat mengurangi atau
menghindari terjadinya 3 (tiga) kecurangan pokok seperti:
§
Kecurangan
dalam laporan keuangan,
§
Kecurangan
penggelapan asset, dan
§
Kecurangan
tindak pidana korupsi.Faktor-faktor penentu keberhasilan
Keberhasilan
pembangunan suatu etika perilaku dan budaya organisasi yang anti kecurangan
yang akan mendukung secara efektif penerapan nilai-nilai budaya kerja, sangat
erat hubungan dengan hal-hal atau faktor-faktor penentu keberhasilannya yang
saling terkait satu dengan yang lainnya. Faktor-faktor tersebut yaitu:
1. Komitmen dari Top Manajemen Dalam Organisasi.
Manajemen harus memberikan tauladan dan kemauan yang kuat
untuk membangun suatu budaya yang kuat dalam organisasi yang dipimpinnya.
Peranan moral/kepribadian yang baik dari seorang pimpinan dan komitmennya yang
kuat sangat mendorong tegaknya suatu etika prilaku dalam suatu organisasi dan
dapat dijadikan dasar bertindak dan suri tauladan bagi seluruh pegawai.2. Membangun Lingkungan Organisasi Yang Kondusif.
Kepedulian positif dari lingkungan kerja sangat diperlukan
dalam membangun suatu etika perilaku dan budaya oganisasi yang kuat. Rendahnya
kepedulian dan moral akan menyuburkan tindakan kecurangan yang pada akhirnya akan
merusak bahkan dapat menghancurkan organisasi. Faktor-faktor ketidakpedulian
tersebut antara lain disebabkan oleh :
§
Top
manajemen kurang peduli tentang hukuman dan penghargaan
§
Umpan
balik yang negatif yang dirasakan oleh pegawai yang bermoral atau bermental
baik dan penempatan kerja yang tidak adil atau tidak berbasis kinerja dan tidak
sesuai dengan kemampuan pegawai.
§
Berkembangnya
rasa ketidak pedulian akan organisasi
§
Pimpinan
lebih bersifat otoriter dan kurang menghargai partisipasi karyawan
§
Rendahnya
loyalitas dan rasa memiliki organisasi
§
Anggaran
yang tidak rasional dan adanya pemaksaan pencapaian terget yang tidak rasional
tersebut.
§
Kurangnya
pelatihan pegawai dan kurangnya kesempatan promosi
§
Tidak
jelasnya pertanggungjawaban organisasi
§
Kurangnya
komunikasi dan metode kerja organisasi yang tidak jelas
Sedangkan hal-hal yang dapat membantu terwujudnya
lingkungan kerja yang kondusif dalam mengurangi resiko kecurangan yaitu :
§
Memperkenalkan
reward system yang berkaitan dengan pencapaian tujuan dan hasil
§
Memiliki
kesempatan yang sama bagi seluruh karyawan
§
Adanya
tim orientik untuk menjalin kerjasama dalam mengambil suatu keputusan
§
Program
kompensasi administarasi yang profesional
§
Program
pelatihan yang profesional dan proritas dalam pembinaan karir.3. Perekrutan dan Promosi Pegawai
Ketika suatu organisasi atau entitas berhasil dalam
pencegahan kecurangan, dipastikan organisasi tersebut sudah memiliki kebijakan
yang efektif yang dapat meminimalkan kemungkinan adanya merekrut atau
mempromosikan pegawai yang memiliki tingkat kejujuran yang rendah, terutama
untuk posisi yang memerlukan tingkat kepercayaaan.
Prosedur rekrut dan promosi dapat dilakukan dengan:
Melakukan Investigasi latar
belakang dari invindu/ pegawai yang dipertimbangkan untuk dipekerjakan
atau dipromosikan.Melakukan cek atas
pendidikan, pengalaman kerja dan referensi pribadi dari calon pegawai.Melakukan pelatihan secara
periodik bagi seluruh pegawai tentang nilai-nilai organisasi atau entitas
dan standar-standar pelaksanaan (code
of conduct).Sejalan dengan Review Kinerja Rutin, penilaian
bagi setiap indivindu telah memberikan kontribusi untuk menciptakan
lingkungan kerja yang tepat sesuai/sejalan dengan nilai-niali entitas dan
standar pelaksanaannya.Penilaian yang objektif dan
terus menerus atas ketaatan terhadap nilai-nilai entitas dan standar
pelaksanaan, dengan pengungkapan penyimpangan-penyimpangan sesegera
mungkin.4. Pelatihan Yang Berkesinambungan
Pegawai baru sebaiknya diberi pelatihan tentang
nilai-nilai organisasi atau entitas dan standar-standar pelaksanaan pada saat
perekrutan. Pelatihan ini sebaiknya secara ekplisit dapat mengadopsi harapan-harapan
dari seluruh pegawai menyangkut :
§
Kewajiban-kewajiban
mengkomunikasikan masalah-masalah tertentu yang dijumpai.
§
Membuat
Daftar jenis-jenis masalah, termasuk kecurangan yang terjadi atau yang
dicurigai untuk dikomunikasikan secara jelas dan spesifik; dan
§
Informasi
bagaimana mengkomunikasikan masalah-masalah tersebut. 5. Menciptakan Saluran Komunikasi Yang Efektif
Manajemen membutuhkan informasi mengenai pelaksanaan dan
pertanggungjawaban pekerjaan apakah sudah susuai dengan kode etik atau tidak
dari masing-masing pegawai. 6. Penegakan kedisiplinan
Kedisiplinan merupakan suatu kunci penting keberasilan
dalam menerapkan dan memelihara kode
etik dalam suatu organisasi. Tindakan disiplin akan dapat mengurangi perbuatan
curang yang dilakukan pegawai. Hal-hal berikut ini dapat mengurangi tindakan
kecurangan:
§
Investigasi
terhadap suatu insiden dilakukan selalu dalam kerangka menegakan kode etik atau
terhadap yang melanggar kode etik secara kosekuen.
§
Perlakuan
atas suatu kasus harus proporsional dan konsisten.
§
Pengendalian
yang relevan atas penugasan dan pengembangannya.
§
Komunikasi
dan pelatihan harus sesuai dengan nilai-nilai organisasi, kebutuhan dan sesuai
kode etik dan harapan.Dengan
adanya pengembangan dan aplikasi dari suatu etika perilaku dan budaya
organisasi yang anti kecurangan, akan mendukung secara efektif penerapan
nilai-nilai budaya kerja yang erat hubungan dengan hal-hal atau faktor-faktor
penentu keberhasilannya.
Begitu
pula dengan pandangan terhadap konsekuwensi kecurangan harus secara nyata
disebarluaskan kepada seluruh pegawai. Pegawai harus disiplin dengan waktu dan
sumber daya. Setiap perbuatan melanggar disiplin organisasi akan dikenakan
sanksi.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar