Selasa, 25 Oktober 2011

Teknologi Informasi dan Strategi Bisnis

Perkembangan teknologi informasi dapat mempengaruhi strategi. Perkembangan internet sangat mempengaruhi cara berbagai tahapan rantai nilai dilaksanakan. Contoh : untuk produk-produk yang dapat diubah menjadi data digital, internet memungkinkan organisasi untuk secara signifikan mempersingkat aktivitas inbound dan outbond logistics mereka.
Selain secara langsung mempengaruhi cara-cara organisasi menjalankan aktivitas-aktivitas rantai nilai mereka, internet juga dapat secara signifikan mempengaruhi baik strategi dan posisi strategis. Contoh: internet secara dramatis dapat mengurangi biaya, dan karenanya membantu perusahaan mengimplementasikan strategi biaya rendah (low-cost strategy). Akan tetapi, jika setiap perusahaan dalam industri tertentu mempergunakan internet untuk mengadopsi strategi biaya rendah, maka pengaruhnya akan problematis. Bahkan, salah satu hasil yang mungkin terjadi adalah persaingan harga yang ketat antar-perusahaan. Apabila hal ini terjadi, hasil dari penghematan biaya yang diberikan oleh internet akan diperoleh para pelanggan, bukan dikuasai oleh perusahaan dalam bentuk laba tinggi. Lebih jauh lagi, karena setiap perusahaan dapat mempergunakan internet untuk mempersingkat aktivitas-aktivitas rantai nilainya, sepertinya tidak mungkin perusahaan dapat menggunakan internet untuk mendapatkan keunggulan kompetitif yang berkelanjutan jika dihadapkan dengan para pesaingnya. Oleh karena itu, begitu sebagian besar perusahaan dalam suatu industri mulai mengintegrasikan secara penuh internet ke dalam rantai nilai mereka, pengaruhnya mungkin adalah mendorong perusahaan untuk bergeser dari mengikuti strategi biaya rendah, ke semacam bentuk strategi diferensiasi produk.
Internet juga dapat mempengaruhi keinginan relatif untuk mengikuti ketiga posisi strategis yang digambarkan sebelumnya. Sebagai contoh, dengan secara drastis mengurangi atau menghilangkan halangan geografis, internet membuat produk suatu perusahaan tersedia di hampir semua tempat. Konsekuensinya adalah merupakan hal yang sulit untuk membuat atau mempertahankan posisi strategis berdasar akses. Ini hanyalah suatu contoh tentang bagaimana cara internet dapat mempengaruhi strategi dan pilihan posisi strategis perusahaan.

Peran SIA dalam Rantai Nilai (VALUE CHAIN)

Pada umumnya organisasi bertujuan menyediakan nilai untuk pelanggan. Hal tersebut membutuhkan pelaksanaan berbagai kegiatan yang berbeda-beda, dan dapat dikonseptualisasikan dalam bentuk rantai nilai (value chain).
Rantai nilai organisasi terdiri dari lima aktivitas utama (primary activities) yang secara langsung memberikan nilai kepada para pelanggannya, yaitu:
Inbound logistics
terdiri dari penerimaan, penyimpanan, dan distribusi bahan-bahan masukan yang digunakan oleh organisasi untuk menghasilkan produk dan jasa yang dijualnya.
Operasi (operations)
adalah aktivitas-aktivitas yang mengubah masukan menjadi jasa atau produk yang sudah jadi.
Outbond logistics
adalah aktivitas-aktivitas yang melibatkan distribusi produk yang sudah jadi ke para pelanggan.
Pemasaran dan penjualan
mengarah pada aktivitas-aktivitas yang berhubungan dengan membantu para pelanggan untuk membeli jasa atau produk yang dihasilkan organisasi.
Pelayanan (service)

Tinjauan Sekilas Sistem Informasi Akuntansi

1. Latar belakang

Perkembangan suatu informasi mengenai Informasi Akuntansi dapat dilihat dibeberapa perusahaan yang mengandalkan akuntansi untuk memecahkan masalah keuangaannya pada ahli akuntan . Informasi itulah yang sangat diperlukan bagi perusahaan . Namun informasi itu tidak bisa didapat tanpa adanya suatu proses sehingga informasi tersebut menjadi sangat bermanfaat bagi si pemakai .

2. Manfaat dan tujuan

Adapun manfaat dan tujuan dari sistem informasi
 Mencoba membuat laporan keuangan dengan proses akuntansi
 Menganalisa masalah yang ada pada suatu perusahaan
 Dapat mengetahui konsep-konsep yang berhubungan dengan siklus transaksi
 Mengetahui apa yang sedang berkembang
Pembahasan
2.1 Sistem Informasi dan Organisasi bisnis.
 System adalah sebuah kumpulan elemen-eleman yang saling berhubungan atau saling berkaitan untuk mencapai suatu tujuan tertentu
Informasi adalah suatu berita atau pemberitahuan yang diinginkan pengguna jasa informasi

 jenis-jenis Sistem informasi.
1. Sistem informasi akuntansi
2. Sistem informasi keuangan
3. Sistem informasi manufaktur
4. Sistem informasi sumber daya manusia

2.2. Siklus-siklus pemrosesan transaksi.
 empat siklus aktivitas bisnis secara umum.
a. Siklus pendapatan
Siklus pendapatan yaitu kegiatan penjualan dan penerimaan dalam bentuk uang maupun cek .
b. Siklus pengeluaran
Siklus pengeluaran adalah kegiatan pembelian dan pembayaran dalam bentuk uang tunai.
c. Siklus penggajian
Siklus penggajian adalah kegiatan mengontrak dan menggaji pegawai.
d. Siklus produksi
Siklus produksi adalah kegiatan mengubah bahan mentah dan buruh menjadi produk jadi. Siklus ini dapat berubah tidak sesuai pada pasokan penjualan
e. Siklus keuangan
Siklus keuangan adalah kegiatan untuk mendapatkan laba dari pembeli pada perusahaan seperti investor dan kreditor.

 Menggambarkan model siklus transaksi dalam sistem informasi akuntansi yaitu
Siklus penjualan siklus pembelian penerimaan kas merupakan keputusan atau proses yang dibutuhkan untuk mengalihkan kepemilikan atas barang dan jasa yang telah tersedia untuk dijual kepada pelanggan atau perusahaan yang memerlukan siklus tersebut. Atau suatu perusahaan yang menjual barang atau jasa kepada pelanggan.

 Struktur pengendalian intern adalah struktur pengendalian intern yang ada dalam transaksi siklus pengeluaran, yaitu lingkungan pengendalian, system akuntansi, dan prosedur pengendalian dan elemen-elemen apa yang terdapat dalam struktur pengendalian intern.

 perlunya perusahaan memiliki struktur pengendalian intern .
bagi perusahaan pentingnya pengendalian internal yaitu dengan faktor –faktor yang di pengaruhi oleh struktur pengendalian internal karena entitas perusahaan yang sangat kompleks karena manajemen harus percaya atas laporan-laporan dan analisis untuk operasi pengendalian yang efektif, untuk pengecekan atau penelahaan dikarenakan untuk mencega kelemahan manusia dan mengurangi kemungkinan kesalahan pada penyimpanan , bagi perusahaan struktur pengendalian internal lebih efektif untuk mencegah penggelapan atau penyimpanan . memberikan kepastian laporan .

2.3. Akuntansi dan teknologi Informasi
 Mahasiswa dapat menjelaskan Fungsi sistem informasi
Fungsi dari sistem informasi adalah suatu berita yang diinginkan . dengan semakin berkembangnya teknologi informasi dimana sesuatunya informasi yang selalu berkembang oleh karena itu setiap orang harus mampu berupaya untuk mengikuti perkembangan informasi di dunia maya maupun dari dunia nyata .
 Otomasi Kantor dan perlunya otomasi kantor
Otomasi kantor adalah suatu sistem informasi elektronik yang berkaitan dengan komunikasi antara perusahaan ke perusahaan lainnya
Otomasi kantor sangat perlu dalam suatu perusahaan dikarenakan setiap perusahaan mempunyai sistem komunikasi untuk lancarnya suatu hubungan kerjasama mempermudah pengerjaan
 Teknologi Tanggap Cepat.
Teknologi tanggap cepat yaitu merespon cepat maksudnya menjelaskan yang ‘cepat’ dan “responsif”. Tetapi arti dari konsep tangap cepat jauh lebih mendalam. Sistem tanggap cepat penting bagi gerakantotal quality performance(TQP) perusahaan. TQP (Total Quality Management-TQM) adalah filosofi untuk melaksanakan sesuatu yang tepat dengan tepat pada saat pertama. TQP mensyaratkan produksi berkualitas tinggi, efisiensi operasional, dan perbaikan terus menerus dalam operasi. TQP menekankan “kepuasan pelanggan” sedemikian rupa hingga tercapai “obsesi pelanggan”. Dalam lingkungan dunia bisnis yang sangat kompetitif, TQP adalah strategi untuk dapat bertahan hidup.
Contohnya
1. Just in time
2. Web commers
3. Elektronic data interchange
4. Computer intergrated manu facturing
5. Electronic funds transfer

2.4. Akuntan dan Peng-kembangan Sistem
 Tujuan dari Hakekat pengkembangan sistem.
Tujuan dari perkembangan sistem yaitu dimaksudkan untuk mendapatkan informasi yang lebih berkembang karena semakin berkembangnya teknologi informasi.
 Pertimbangan-pertimbangan perilaku dalam pengkembangan sistem
pemakaian komputer terbatas pada aplikasi
akuntansi yang kemudian dikenal sebagai sistem informasi akuntansi.
Namun demikian para pengguna - khususnya dilingkungan perusahaan -
masih mengesampingkan kebutuhan informasi bagi para manajer. Aplikasi
akuntansi yang berbasis komputer tersebut diberi nama pengolahan data
elektronik (PDE).Dalam tahun 1964, komputer generasi baru memperkenalkan prosesor
baru yang menggunakan silicon chip circuitry dengan kemampuan
pemrosesan yang lebih baik. Untuk mempromosikan generasi
komputer tersebut, para produsen memperkenalkan konsep sistem
informasi manajemen dengan tujuan utama yaitu aplikasi komputer
adalah untuk menghasilkan informasi bagi manajemen

SISTEM INFORMASI AKUNTANSI PEMBELIAN DAN PERSEDIAAN

Siste Informasi Akuntansi Pembelian
Pembelian adalah kegiatan pemilihan sumber,pemesanan dan perolehan barang dan jasa sebagaisalah satu aktivitas utama operasi bisnis perusahaan.Sistem Informasi Akuntansi Pembelian (SIAPembelian) merupakan sistem yang dibangun untuk mempermudah pelaksanaan pembelian dengan mengotomatisasikan atau mengkomputerisasi keseluruhan maupun beberapa bagian dari prosespembelian tersebut disertai dengan pengendalian atau kontrol atas sistem komputerisasi tersebut. Proses pembelian setiap jenis perusahaan hampirserupa karena meliputi beberapa atau seluruh kegiatan berikut ini :
1. Konsultasi dengan supplier yang diadakan sebelum pembelian berlangsung dengan cara
menghubungi beberapa supplier untuk mendapatkan pemahaman mengenai ketersediaan kuantitas dan harga dari barang dan jasa.
2. Pembuatan dokumen permintaan pengadaan barang atau jasa dengan mendapatkan
persetujuan dari supervisor. Permintaan ini kemudian digunakan oleh departemen
pembelian untuk memesan barang.
3. Mengadakan perjanjian dengan supplier untuk pembelian barang atau jasa dimasa yang akan datang. Perjanjian dengan supplier meliputi pesanan-pesanan pembelian (pesanan yang sebetulnya dikirim ke supplier) dan kontrak dengan supplier.
4. Penerimaan barang atau jasa dari supplier dimana perusahaan harus memastikan bahwa
hanya batang yang dipesan berada dalam kondisi baiklah yang akan diterima.
5. Pengakuan kewajiban atas barang dan jasa yang diterima dari supplier yang akan dicatat oleh departemen hutang pada saat tagihan diterima dari supplier.
6. Pemilihan invoice yang akan dibayar.
7. Penulisan, penandatanganan dan pengiriman cek kepada supplier.

Dokumen yang terkait ke kepada siklus
pembelian adalah:
1. Purchase Requisition (Permintaan Pembelian)
2. Purchase order (Pemesanan Pembelian)
3. Receiving order (Penerimaan Pesanan)
4. Supplier (Vendor) invoice
5. Disbursment voucher
6. Disbursment check
7. Debit memorandum
8. New supplier (vendor) form
9. Request for proposal (or quotation)

Sistem Informasi Akuntansi Persediaan
Persediaan adalah aktiva perusahaan yang meliputi barang jadi yang tersedia untuk dijual
kembali, barang dalam penyelesaian yang sedang diproduksi dan bahan serta perlengkapan yang digunakan dalam proses produksi. Seminar Nasional Aplikasi Teknologi Informasi 2009 (SNATI 2009) ISSN: 1907-5022 Yogyakarta, 20 Juni 2009 B-94 Persediaan yang terdapat dalam perusahaan dapat dibedakan menurut beberapa cara, dilihat dari fungsinya, dan dilihat dari jenis dan posisi barang dalam urutan pengerjaan produk.
1. Dilihat dari fungsinya
a. Batch stock atau lot inventory
b. Fluctuation stock
c. Anticipation stock
2. Dilihat dari jenis dan posisi produk dalam urutan pengerjaan produk :
a. Persediaan bahan baku (raw material stock)
b. Persediaan bagian produk atau parts yang dibeli (purchase parts/component stock)
c. Persediaan bahan-bahan pembantu atau barang-barang perlengkapan (supplier stock)
d. Persediaan barang setengah jadi atau barang dalam proses (work in process/progress stock)
e. Persediaan barang jadi (finished goods stock)

Pada dasarnya terdapat lima catatan yang paling penting atau utama dalam sistem persediaan :
1. Permintaan untuk dibeli (purchase requisition)
2. Laporan penerimaan (receiving report)
3. Catatan persediaan (balances of stores record)
4. Daftar permintaan bahan (material requisition form)
5. Perkiraan pengawasan (control accounting)
Sistem pencatatan persediaan yaitu:
1. Periodic System, yaitu pada setiap akhir periode dilakukan perhitungan secara fisik dalam
menentukan jumlah persediaan akhir.
2. Perpetual System atau juga disebut Book Inventories, yaitu setiap mutasi dari persediaan
sebagai akibat dari pembelian ataupun penjualan dicatat atau dilihat dalam kartu
administrasi persediaannya.
Ada beberapa cara yang dapat digunakan untuk menilai suatu persediaan, diantaranya dengan :
a. first-in, first out (FIFO)
b. rata-rata tertimbang (weighted average)
c. last in, first-out (LIFO)
Pengendalian internal pada siklus pembelian meliputi:
1. Pemisahan tugas. Individu-individu yang mengotorisasi, melaksanakan pembelian, dan
mencatat transaksi adalah individu yang berbeda untuk menghindari terjadinya kecurangan.
2. Menggunakan informasi dari kejadian lampau untuk mengontrol aktivitas pembelian
3. Mengamati dari dekat semua kegiatan pembelian
4. Dokumen-dokumen yang berurutan dan bernomor urut tercetak.
5. Mencatat semua pihak yang bertanggung jawab atas proses yang terjadi
6. Membatasi akses ke aset dan informasi perusahaan.
7. Merekonsilidasi semua catatan dengan bukti fisik dari aset yang ada
Elemen yang harus ada untuk mendukung pengendalian internal yang baik atas persediaan
adalah:
1. Pemilihan karyawan, pelatihan dan disiplin yang baik.
2. Pengendalian yang ketat atas barang yang datang melalui sistem barcode.
Pengendalian yang efektif atas semua barang yang keluar dari fasilitas.
Pengendalian persediaan mencakup tindakan mempertahankan jumlah persediaan yang optimum, dimana jumlah persediaan sesuai dengan kebutuhan operasi perusahaan. Jumlah persediaan yang terlalu banyak akan menambah biaya dan modal kerja membeku di persediaan, sedangkan jumlah persediaan yang terlalu sedikit akan menghambat kelancaran produksi maupun distribusi dan mengakibatkan opportunity lost. Oleh karena tersebut terdapat sebuah metode untuk mempermudah pengendalian jumlah persediaan
yang disebut Economic Order Quantity (EOQ).

ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM INFORMASI AKUNTANSI PEMBELIAN DAN PERSEDIAN

SISTEM INFORMASI AKUNTANSI
PEMBELIAN DAN PERSEDIAAN

Sistem Informasi Akuntansi Pembelian
Pembelian adalah kegiatan pemilihan sumber,
pemesanan dan perolehan barang dan jasa sebagai
salah satu aktivitas utama operasi bisnis perusahaan.
Sistem Informasi Akuntansi Pembelian (SIA
Pembelian) merupakan sistem yang dibangun untuk
mempermudah pelaksanaan pembelian dengan
meng-otomatisasi-kan atau meng-komputerisasi
keseluruhan maupun beberapa bagian dari proses
pembelian tersebut disertai dengan pengendalian
atau kontrol atas sistem komputerisasi tersebut.
Proses pembelian setiap jenis perusahaan hampir
serupa karena meliputi beberapa atau seluruh
kegiatan berikut ini :
1. Konsultasi dengan supplier yang diadakan
sebelum pembelian berlangsung dengan cara
menghubungi beberapa supplier untuk
mendapatkan pemahaman mengenai
ketersediaan kuantitas dan harga dari barang
dan jasa.
2. Pembuatan dokumen permintaan pengadaan
barang atau jasa dengan mendapatkan
persetujuan dari supervisor. Permintaan ini
kemudian digunakan oleh departemen
pembelian untuk memesan barang.
3. Mengadakan perjanjian dengan supplier untuk
pembelian barang atau jasa dimasa yang akan
datang. Perjanjian dengan supplier meliputi
pesanan-pesanan pembelian (pesanan yang
sebetulnya dikirim ke supplier) dan kontrak
dengan supplier.
4. Penerimaan barang atau jasa dari supplier
dimana perusahaan harus memastikan bahwa
hanya batang yang dipesan berada dalam
kondisi baiklah yang akan diterima.
5. Pengakuan kewajiban atas barang dan jasa yang
diterima dari supplier yang akan dicatat oleh
departemen hutang pada saat tagihan diterima
dari supplier.
6. Pemilihan invoice yang akan dibayar.
7. Penulisan, penandatanganan dan pengiriman
cek kepada supplier.
Dokumen yang terkait ke kepada siklus
pembelian adalah:
1. Purchase Requisition (Permintaan Pembelian)
2. Purchase order (Pemesanan Pembelian)
3. Receiving order (Penerimaan Pesanan)
4. Supplier (Vendor) invoice
5. Disbursment voucher
6. Disbursment check
7. Debit memorandum
8. New supplier (vendor) form
9. Request for proposal (or quotation)
1.2 Sistem Informasi Akuntansi Persediaan
Persediaan adalah aktiva perusahaan yang
meliputi barang jadi yang tersedia untuk dijual
kembali, barang dalam penyelesaian yang sedang
diproduksi dan bahan serta perlengkapan yang
digunakan dalam proses produksi
Persediaan yang terdapat dalam perusahaan
dapat dibedakan menurut beberapa cara, dilihat dari
fungsinya, dan dilihat dari jenis dan posisi barang
dalam urutan pengerjaan produk.
1. Dilihat dari fungsinya
a. Batch stock atau lot inventory
b. Fluctuation stock
c. Anticipation stock
2. Dilihat dari jenis dan posisi produk dalam
urutan pengerjaan produk :
a. Persediaan bahan baku (raw material stock)
b. Persediaan bagian produk atau parts yang
dibeli (purchase parts/component stock)
c. Persediaan bahan-bahan pembantu atau
barang-barang perlengkapan (supplier
stock)
d. Persediaan barang setengah jadi atau
barang dalam proses (work in
process/progress stock)
e. Persediaan barang jadi (finished goods
stock)
Pada dasarnya terdapat lima catatan yang paling
penting atau utama dalam sistem persediaan :
1. Permintaan untuk dibeli (purchase requisition)
2. Laporan penerimaan (receiving report)
3. Catatan persediaan (balances of stores record)
4. Daftar permintaan bahan (material requisition
form)
5. Perkiraan pengawasan (control accounting)
Sistem pencatatan persediaan yaitu:
1. Periodic System, yaitu pada setiap akhir periode
dilakukan perhitungan secara fisik dalam
menentukan jumlah persediaan akhir.
2. Perpetual System atau juga disebut Book
Inventories, yaitu setiap mutasi dari persediaan
sebagai akibat dari pembelian ataupun
penjualan dicatat atau dilihat dalam kartu
administrasi persediaannya.
Ada beberapa cara yang dapat digunakan untuk
menilai suatu persediaan, diantaranya dengan :
a. first-in, first out (FIFO)
b. rata-rata tertimbang (weighted average)
c. last in, first-out (LIFO)
Pengendalian internal pada siklus pembelian
meliputi:
1. Pemisahan tugas. Individu-individu yang
mengotorisasi, melaksanakan pembelian, dan
mencatat transaksi adalah individu yang
berbeda untuk menghindari terjadinya
kecurangan.
2. Menggunakan informasi dari kejadian lampau
untuk mengontrol aktivitas pembelian
3. Mengamati dari dekat semua kegiatan
pembelian
4. Dokumen-dokumen yang berurutan dan
bernomor urut tercetak.
Elemen yang harus ada untuk mendukung
pengendalian internal yang baik atas persediaan
adalah:
1. Pemilihan karyawan, pelatihan dan disiplin
yang baik.
2. Pengendalian yang ketat atas barang yang
datang melalui sistem barcode.
Pengendalian yang efektif atas semua barang
yang keluar dari fasilitas.
Pengendalian persediaan mencakup tindakan
mempertahankan jumlah persediaan yang optimum,
dimana jumlah persediaan sesuai dengan kebutuhan
operasi perusahaan. Jumlah persediaan yang terlalu
banyak akan menambah biaya dan modal kerja
membeku di persediaan, sedangkan jumlah
persediaan yang terlalu sedikit akan menghambat
kelancaran produksi maupun distribusi dan
mengakibatkan opportunity lost. Oleh karena
tersebut terdapat sebuah metode untuk
mempermudah pengendalian jumlah persediaan
yang disebut Economic Order Quantity (EOQ).

IHSG dan Skenario "Operation Twist"

Indeks Harga Saham Gabungan kembali terperosok cukup tajam, nyaris 3 persen, Selasa (18/10/2011). Indeks kembali ke level 3.600 setelah mencatat kenaikan dari level 3.200-3.700.

Tekanan datang dari pesimisme penyelesaian krisis utang dari Eropa dan pelambatan perekonomian China. Sejumlah analisis jangka pendek ataupun panjang bermunculan terkait naik-turun atau volatilitas IHSG.

Menarik mencermati lebih jauh volatilitas indeks itu sekaligus mencari penyebabnya, dan menduga sampai kapan kondisi itu akan terjadi.

Managing Partner Aspirasi Indonesia Research Institute Yanuar Rizky menyatakan, naik-turunnya IHSG tidak terlepas dari komposisi jumlah investor asing di pasar modal kita, sekaligus memperlihatkan komposisi asal-usul dana yang diputar di sana.

Jumlah investor asing mendominasi kepemilikan saham senilai Rp 1.313,01 triliun atau 63,42 persen (posisi akhir Juli 2011) dari seluruh saham. Awal dari masuknya arus dana di pasar finansial global, termasuk di Indonesia, adalah sejak awal 2002, yakni saat The Federal Reserve (The Fed) menurunkan bunga acuan (Fed Rate) secara agresif dari kisaran 5,5 persen ke kisaran 1,25 persen.

Di Indonesia, BI Rate pun ikut turun di masa-masa itu. Sumber dana di SBI (periode 2002-2005) secara sempurna pindah kuali ke saham (IHSG), yang juga dipicu masuknya asing akibat turunnya Fed Rate.

"Kepentingan atas arus dana di pasar keuangan global, termasuk yang masuk ke Indonesia, penting dilihat tidak hanya dari sisi keuntungannya saja, tapi juga risikonya (simetrik)," kata Yanuar.

Perang persepsi

Perang persepsi menjadi silih berganti, dan kepentingannya bagi negara maju adalah bertahan (cash flow, trading asset atasi naiknya liabilitas) dibandingkan ekspansi (balance sheet, investment ). Kondisi ini menjadi cara memicu sekaligus memancing volatilitas IHSG.

Yanuar menyatakan, persepsi negara maju seperti AS mati langkah pascakrisis keuangan tahun 2008 adalah persepsi yang salah, karena keuntungan dari menggetarkan asset yang dimilikinya di pasar keuangan dunia tetap tampak di devisanya.

Di sisi lain, perlu diingat sektor swasta (investment bankers) yang menjadi pemain utama di pasar keuangan global juga tidak dalam posisi independen terhadap kebijakan moneter The Fed, sejak aset-aset yang dimilikinya masuk dalam bail out The Fed.

"Ini sejalan dengan program quantitative easing money (QEM) The Fed. Jelas, kepentingannya bukan memindahkan aset ke negara lain, tapi mencari keuntungan fluktuatif (cash flow) di negara lain," kata dia.

Jika dilihat dari polanya sepanjang tahun, pola fluktuasi biaya moneter dan pemanfaatan asetnya tampak jelas berfluktuasi. Artinya, dana yang dikucurkan ke pasar keuangan dunia dari hari ke hari ditarik-ulur, yang berarti menjadi impor dana mengatasi cash flow dan inflasi dari negara ketiga. Inilah saat kebijakan moneter tidak bisa dilihat lagi hanya dari sisi rate.

Di tahun 2011, tren penarikan jarak fluktuasi lebih dalam untuk kebutuhan penyerapan cash flow surat utang AS tampak dilakukan sejak Agustus 2011. Inilah juga yang menjadi sumber pelemahan kurs rupiah saat Operation Twist The Fed diluncurkan, bulan lalu.

Yanuar menyatakan, kerentanan transaksi uang panas portopolio dapat dijinakkan melalui pendisiplinan moneter oleh BI dan transaksi semu asing di saham oleh Bapepam-LK. Jika tidak, faktor ketahanan energi dan pangan yang importir akan semakin sulit di tengah doomsday skenario uang panas itu, khususnya dari sisi kursnya.

Para pemangku kepentingan (self regulated organization/SRO) di bursa saham kita bertekad memperbaiki dan menyempurnakan sistem, yakni mengembangkan skema perlindungan investor dan nasabah serta meningkatkan basis investor domestik dan dana jangka panjang; terdiri dari meningkatkan penggunaan investor area, membentuk dana perlindungan pemodal, dan meningkatkan pemantauan portofolio efek dan dana nasabah dari perusahaan efek.

Di basis investor, Bursa Efek Indonesia (BEI) optimistis jumlah investor pasar modal menjadi 2,3 juta investor pada akhir tahun depan. Pada saat ini, jumlah investor yang tercatat di PT Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI) sebanyak 1,1 juta investor.

Investor itu terdiri dari investor saham, obligasi, dan reksa dana. Kerja lebih keras dibutuhkan. Hingga September 2011 terdapat subrekening efek di KSEI 348.373 investor dengan single investor identity (SID) 269.111 serta pengguna kartu Akses yang dikeluarkan 101.244.

Terus Naik, Harga Emas Tembus 1.700 Dollar AS

Harga Emas berjangka naik ke posisi harga yang tertinggi selama lebih dari sebulan yaitu 1.700 dollar AS per troy ounce. Lonjakan harga terjadi karena tertundanya penyelesaian krisis utang Uni Eropa dan kekhawatiran inflasi Amerika Serikat. Dengan kondisi itu, permintaan akan emas pun meningkat.

Seorang sumber mengatakan kepada Bloomberg, pertemuan antara para menteri keuangan UE, yang seharusnya berlangsung Rabu (26/10/2011) waktu setempat, dibatalkan karena isu rekapitalisasi bank tidak dapat diputuskan sebelum unsur-unsur lain dalam paket penyelamatan dipenuhi.

Sementara kekhawatiran di AS timbul karena adanya rencana Bank Sentral AS untuk membeli sekuritas putaran ketiga dalam jumlah besar yang ditujukan untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi, dapat memicu inflasi. "Emas mendapat dukungan karena ada sebuah konsensus umum bahwa Bank Sentral AS akan memberikan stimulus untuk mendukung pertumbuhan AS, dan di saat bersamaan, (Uni) Eropa mungkin akan mengarah kepada resesi karena krisis utang," sebut Paul Dietrich, selaku Chief Executive Officer Foxhall Capital Management Inc, di Alexandria, Virgian, Selasa (25/10/2011) waktu setempat.

Paul menyebutkan, kondisi tersebut mungkin akan memicu inflasi. Dengan kondisi tersebut, indeks StandardPoor's GSCI dari 24 komoditi meraih keuntungan yang tertinggi. Emas berjangka untuk pengantaran Desemmber naik 2,9 persen ke posisi harga 1.700,40 dollar AS pada pukul 1:40 PM di Comex, New York. Bahkan, sebelumnya pada hari yang sama emas sempat menyentuh harga 1.704,70 dollar AS, yang merupakan kontrak paling aktif sejak 23 September 2011. Sepanjang tahun ini, harga emas telah naik 20 persen.

Kekayaan RI Naik Menjadi Rp 15.912 Triliun

Credit Suisse Research Institute mengumumkan bahwa kekayaan Indonesia mengalami peningkatan selama periode Januari 2010 hingga Juni 2011 menjadi 1,8 triliun dollar AS atau setara Rp 15.912 triliun.

Laporan tentang kekayaan Indonesia itu terungkap dalam keterangan tertulis Credit Suisse Research Institute mengenai laporan kekayaan global tahunan kedua yang dirilis di Jakarta, Rabu (19/10/2011).

"Dari Januari 2010 hingga Juni 2011, jumlah kekayaan total Indonesia meningkat sebesar 420 miliar dollar menjadi 1,8 triliun dollar AS," sebut Credit Suisse.

Lembaga ini juga menyebutkan bahwa dengan kondisi ini maka Indonesia menjadi salah satu dari 20 negara kontributor tertinggi bagi pertumbuhan kekayaan global. Indonesia berada di posisi 14 dari 20 negara tersebut. Adapun posisi pertama adalah Amerika Serikta dengan peningkatan total kekayaan 4,555 triliun dollar AS, kemudian China meningkat 4,072 triliun dollar AS, serta ketiga Jepang dengan peningkatan 3,805 triliun dollar AS.

Dalam laporan itu juga disebutkan, Asia Pasifik muncul sebagai kontributor utama bagi pertumbuhan kekayaan global, dengan sumbangan sebesar 36 persen dari seluruh penciptaan kekayaan global sejak 2000 dan 54 persen sejak Januari 2010.

"Jumlah kekayaan global telah meningkat sebesar 14 persen dari 203 triliun dollar AS pada Januari 2010 menjadi 231 triliun dollar AS pada Juni 2011."

Menurut Credit Suisse, negara-negara berkembang tetap menjadi mesin penggerak utama pertumbuhan kekayaan global. "Pertumbuhan ekonomi tercepat terjadi di Amerika Latin, Afrika, dan Asia," demikian laporan Credit Suisse.

Penyatuan Jaringan ATM Selesai 2012

ah bicara dengan tiga provider-nya dan mereka menyanggupi selesai tahun depan," kata Ardhayadi di Bali, Minggu (23/10/2011).

Menurutnya, tiga perusahaan operator ATM di Indonesia, yakni PT Artajasa Pembayaran Elektronis (Artajasa), PT Rintis Sejahtera (Prima), dan PT Daya Network Lestari (ALTO) nantinya tidak akan merger namun hanya akan menyatukan jaringan mereka. "Sehingga dengan jaringan yang terintegrasi semua bank bisa terkoneksi, sehingga transaksi antarbank manapun bisa dilakukan secara real time dengan ATM termasuk transfer dari luar negeri," katanya.

Dikatakannya, penyatuan jaringan ATM itu merupakan bagian dari program BI national paymen system gateway yang diarahkan untuk menyiapkan sistem pembayaran terpadu untuk menghadapi penyatuan masyarakat ASEAN 2015. "Jelas ini akan menguntungkan masyarakat, dan bagi BI ini akan memudahkan untuk pengawasan dan memperlancar tugas sistem pembayaran BI," katanya.

Dua bank besar di Indonesia BCA yang menggunakan jaringan ATM Prima dan Bank Mandiri yang memakai jaringan ATM Bersama selama ini belum mau menggabungkan jaringan ATM mereka sehingga transaksi antar dua jaringan itu tidak bisa dilakukan.

Penyatuan masyarakat Asean, menuntut perbankan Indonesia menyatukan jaringan ATM mereka sehingga memudahkan transaksi-transaksi dengan bank-bank di negara Asean.

Sabtu, 01 Oktober 2011

Manajemen Perkreditan Bagi Bank Komersil

Manajemen Perkreditan Bagi Bank Komersil

Dengan berkembangnya suatu kegiatan perekonomian, dapat dirasakan perlu adanya sumber-sumber untuk penyediaan dana guna membiayai kegiatan usaha yang semakin berkembang tersebut.
Oleh karena itu hubungan antara pertumbuhan suatu kegiatan perekonomian atau pertumbuhan dengan suatu kegiatan usaha dari perusahaan dengan eksistensi perkreditan memiliki hubungan yang sangat erat, baik bersifat negatif maupun yang bersifat positif.
Jika ditinjau dari sisi yang lain, yaitu dari sudut pandang perbankan atau lembaga keuangan yang menyediakan sumber dana yang berbentuk perkreditan tersebut, kredit akan mempunyai suatu kedudukan yang sangat istimewa, terutama pada negara-negara yang sedang berkembang sebab volume permintaan akan dana jauh lebih besar jika dibandingkan penawaran dana yang ada dimasyarakat.
Sektor perkreditan merupakan kegiatan yang penting dari suatu industri perbankan baik di negara-negara yang sedang berkembang maupun pada negara-negara yang telah maju, karena “kredit” sebagai salah satu sumber dana yang penting dari setiap jenis kegiatan usaha.

Pengertian, Tujuan dan Fungsi Kredit
Pengertian Kredit
Kredit adalah ‘penyediaan uang atau tagihan yang dapat disamakan, berdasarkan persetujuan atau kesepakatan pinjam meminjam antara bank dengan pihak lain yang mewajibkan pihak peminjam untuk melunasi utangnya setelah jangka waktu tertentu dengan pemberian bunga’. Menurut Undang-undang, penyediaan dana bagi nasabah tidak hanya dalam bentuk kredit. Penyediaan dana tersebut dapat juga berupa penyediaan pembiayaan berdasarkan Prinsip Syariah sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan oleh Bank Indonesia, seperti trercantum dalam pasal 1 UU No. 10 tahun 1998. Penyaluran dana dalam bentuk kredit ini biasanya mendominasi sebagian besar pengalokasian dana bank.

Tujuan Kredit
Tujuan kredit adalah :
Mencari keuntungan
Bentuk bunga yang diterima oleh bank sebagai balas jasa dan biaya administrasi kredit yang dibebankan kepada nasabah.
Membantu usaha nasabah
Dana investasi maupun dana untuk modal kerja, maka pihak debitur dapat mengembangkan dan memperluas usahanya.
Membantu pemerintah
Semakin banyak kredit yang disalurkan berarti adanya peningkatan pembangunan diberbagai sektor.
Fungsi Kredit
Fungsi-fungsi kredit dalam antara lain sebagai berikut :
Kredit dapat meningkatkan daya guna (utility) dari uang.
Kredit dapat meningkatkan daya guna (utility) dari barang.
Kredit meningkatkan peredaran dan lalu lintas uang.
Kredit merupakan salah satu alat stabilisasi ekonomi.
Kredit dapat menimbulkan kegairahan berusaha masyarakat.
Kredit adalah jembatan untuk meningkatkan pendapatan nasional.
Kredit dapat juga dikatakan sebagai alat hubungan ekonomi internasional.

Macam dan Jenis Kredit
Pada prinsipnya, kredit itu hanya terdiri dari satu macam saja, yaitu uang bank yang dipimjamkan kepada nasabah dan akan dikembalikan pada suatu waktu tertentu di masa mendatang, disertai dengan suatu kontra prestasi berupa bunga. Tetapi berdasarkan berbagai keperluan usaha serta berbagai unsur ekonomi yang mempengaruhi bidang usaha para nasabah, jenis kredit semakin menjadi beragam, yaitu berdasarkan : sifat penggunaan, keperluan, jangka waktu, cara pemakaian dan jaminan atas kredit-kredit yang diberikan bank.

Jenis kredit-kredit tersebut akan diuraikan sebagai berikut :
Jenis kredit menurut sifat penggunaan:
Kredit Konsumtif.
Kredit ini digunakan oleh peminjam untuk keperluan konsumsi, artinya uang kredit akan habis dipergunakan atau semua akan terpakai untuk memenuhi kebutuhannya.
Kredit Produktif.
Kredit ini ditujukan untuk keperluan produksi dalam arti luas. Kredit produktif digunakan untuk peningkatan usaha baik usaha-usaha produksi, perdagangan maupun investasi.
Jenis kredit menurut keperluannya:
Kredit Produksi / eksploitasi.
Kredit ini diperlukan perusahaan untuk meningkatkan produksi baik peningkatan kuantitatif, yaitu jumlah hasil produksi maupun peningkatan kualitatif yaitu peningkatan kualitas / mutu hasil produksi.
Kredit Perdagangan.
Kredit ini dipergunakan untuk keperluan perdagangan pada umumnya yang berarti peningkatan utility of place dari sesuatu barang.
Kredit Investasi.
Kredit investasi ini diberikan oleh bank kepada para pengusaha untuk keperluan investasi.
Macam kredit menurut jangka waktu, adalah :
Kredit jangka pendek.
Kredit jangka pendek adalah kredit yang memiliki jangka waktu kurang dari satu tahun.
Kredit jangka menengah.
Kredit jangka menengah adalah kredit yang memiliki jngka waktu antara 1 sampai dengan 3 tahun.
Kredit jangka panjang.
Kredit jangka panjang adalah kredit yang meiliki jangka waktu lebih dari 3 tahun.
Macam / jenis kredit menurut cara pemakaian, adalah :
Kredit Rekening Koran Bebas.
Debitur menerima seluruh kreditnya dalam bentuk rekening koran dan diberikan blangko cek beserta rekening koran pinjamannya yang diisi menurut besarnya kredit yang diberikan (maksimum kredit yang ditetapkan). Debitur atau nasabah bebas melakukan penarikan-penarikan ke dalam rekening bersangkutan selama kredit berjalan.
Kredit Rekening Koran Terbatas.
Dalam sistem ini terdapat pembatasan tertentu bagi nasabah dalam melakukan penarikan-penarikan uang via rekeningnya.
Kredit Rekening Koran Aflopend.
Penarikan kredit dilakukan sekaligus dalam arti kata seluruh maksimum kredit pada waktu penarikan pertama telah sepenuhnya dipergunakan oleh nasabah.
Revolving credit.
Sistem penarikan kredit sama dengan cara Rekening Koran Bebas dengan masa penggunaannya 1 tahun. Akan tetapi cara pemakaiannya berbeda.
Macam kredit menurut jaminannya, adalah :
Unsecured Loans.
Unsevured Loans adalah kredit yang diberikan” tanpa jaminan” . Dalam dunia perbankan di Indonesia bentuk ini belum lazim dan bahkan dilarang oleh Bank Sentral.
Secured Loans.
Jenis kredit seperti inilah yang digunakan oleh seluruh bank di Indonesia tentang pemberian kredit tanpa jaminan.

Prinsip-prinsip Perkreditan.
Untuk dapat melaksanakan kegiatan perkreditan secara sehat telah dikenal adanya prinsip 5-C. Kelima prinsip tersebut yaitu :
Character.
Character yaitu adanya keyakinan dari pihak Bank bahwa sipeminjam memiliki moral, watak ataupun sifat-sifat pribadi yang positif dan kooperatif dan juga mempunyai rasa tanggung jawab baik dalam kehidupan pribadi sebagai manusia, kehidupannya sebagai anggota masyarakat ataupun dalam menjalankan kegiatan usahanya.
Capacity.
Capacity yaitu suatu penilaian kepada calon debitur mengenai kemampuan untuk melunasi kewajiban-kewajibannya dari kegiatan usaha yang dilakukannya atau kegiatan usaha yang akan dilakukannya yang akan dibiayai dengan kredit dari bank.
Capital.
Capital yaitu jumlah dana/modal sendiri yang dimiliki oleh calon debitur.
Collateral.
Collateral yaitu barang-barang jaminan yang diserahkan oleh peminjam/debitur sebagai jaminan atas kredit yang diterimanya.
Condition of Economy.
Condition of Economy yaitu situasi dan kondisi politik, sosial, ekonomi, budaya dan lain-lain yang mempengaruhi keadaan perekonomian pada suatu saat maupun untuk suatu kurun waktu tertentu yang kemungkinan akan dapat mempengaruhi kelancaran usaha dari perusahaan yang memperoleh kredit.

Uang, Sistem Perbankan, dan Valuta Asing

Uang, Sistem Perbankan, dan Valuta Asing

Setelah runtuhnya sistem Bretton Woods dan berkembangnya sistem kurs mengambang, bagi negara berkembang seperti Indonesia, peranan kurs valas menjadi penting, terutama terhadap mata uang keras (hard currencies) seperti dolar AS, dan Yen Jepang. Pentingnya kurs valas ini disebabkan karena negara yang tengah melakukan pembangunan ekonomi sehingga kurs valas akan berhubungan langsung dengan sektor-sektor perdagangan luar negeri, investasi, bahkan berkaitan langsung dengan beban utang Luar Negeriyang merupakan sumber dana pembangunan. Oleh karena itu, kestabilan dan keterjangkauan kurs sangat diperlukan. Indonesia mengalami fluktuasi kurs yang tajam selama periode krisis ekonomi dan moneter mulai pertengahan tahun 1997. Gejolak nilai kurs ini tidak terlepas dari pengaruh variabel-variabel non-ekonomi yang seringkali lebih berpengaruh dalam menciptakan fluktuasi kurs valas. Selama periode krisis ekonomi bisa kita lihat bahwa nilai kurs ini sangat mempengaruhi kondisi perekonomian domestik.
Awal dari krisis ekonomi di Indonesia adalah terpuruknya mata uang domestik (Rupiah) terhadap mata uang asing, terpuruknya mata uang domestik terhadap mata uang asing ini berasal dari permintaan akan uang luar negeri yang begitu tinggi, sedangkan penawarannya terbatas. Hal inilah yang membuat nilai valuta asing (valas) keras seperti Dolar AS dan Yen Jepang membubung tinggi. Selain itu nilai kurs juga tidak terlepas dari variabel-varibel lain seperti tingkat suku bunga dalam dan luar negeri, jumlah uang yang beredar, tingkat harga yang diindikasikan dengan tingkat inflasi, serta variabel-variabel ekonomi dan non-ekonomi lainnya. Hal-hal seperti inilah yang membuat nilai kurs valas bersifat rentan (volatile).

Fluktuasi kurs ini membuat sektor-sektor perdagangan dan sektor riil menjadi bangkrut, serta beban utang luar negeri yang merupakan sebagian dana untuk pembangunan menjadi semakin besar. Proses percepatan pemulihan ekonomi untuk mencapai kondisi perekonomian tidak terlepas dari usaha untuk menciptakan sistem kurs valas yang mendukung kestabilan dan keterjangkauan kurs. Bahkan sampai saat ini pelaku-pelaku ekonomi masih dibayangi terjadinya krisis ekonomi lanjutan yang merupakan ekses buruk dari fluktuasi kurs valas. Hal ini akan membawa dampak buruk bagi percepatan proses pemulihan ekonomi.

Di dunia usaha, rendahnya kepercayaan pelaku pasar terlihat dari rendahnya minat untuk berinvestasi di Indonesia. Dana masyarakat yang ada di bank-bank dalam negeri, sekarang ini paling tidak Rp 800 trilyun. Namun yang mampu diserap dunia usaha baru sekitar Rp 17 trilyun, padahal terdapat persetujuan penyaluran kredit dari perbankan sebesar Rp 70 trilyun. Disisi pemerintah jelas nampak arah kontraksiekonomi yang berlebihan. Untuk mendukung RAPBN tersebut pemerintah juga harus berjuang mati-matian untuk dapat mencapai asumsi-asumsi yang ditetapkan. Asumsi defisit anggaran sebesar 2,5 persen dari Produk Domestik Bruto (PDB) atau sebesar Rp 42,1 trilyun, dimana komponen kewajiban pembayaran cicilan pokok utang luar negeri belum dimasukkan sebesar Rp 44 trilyun. Dengan memasukkan komponen cicilan pokok utang luar negeri ini, asumsi defisit anggaran mrnjadi sebesar Rp 86,1 trilyun atau 5,11 persen dari PDB. Disini dapa kita lihat bahwa kemampuan pemerintah untuk bisa menciptakan nilaikurs Rp/Dolar sesuai dengan asumsi yang ditetapkan menjadi sangat penting. Hal ini adalah target yang sangat berat uang harus dipikul pemerintah di tengah situasi ketidakpastian perekonomian dunia dan ancaman resesi global.

Money Laundering

Money Laundring
Kini perbankan menjadi lahan subur untuk praktek money laundering. Ratusan kasus terjadi tiap tahun dengan modus yang semakin canggih dan rumit.
Laporan Bureau for International Narcotics and Law Enforcement Affairs, United States, Maret 2003 dengan judul “International Narcotic Control Strategy Report” menyebutkan Indonesia, bersama 53 negara lain, termasuk dalam kelompok Major Laundering Countries di wilayah Asia Pasifik. Hal ini berarti bahwa Indonesia dianggap sebagai negara yang sistem keuangannya terkontaminasi bisnis narkotika internasional dan melibatkan dana dalam jumlah sangat besar.
Kejahatan transnasional ini memang menjadi hal yang menakutkan bagi semua negara dan jaringan perbankan global. Hal ini dikarenakan bank yang dimanfaatkan oleh sejumlah pihak untuk membersihkan dana hasil kejahatan mereka.
Pencucian uang merupakan upaya membersihkan dana hasil kejahatan dengan cara menyembunyikan, menyamarkan, atau mengaburkannya melalui kliring-kliring lembaga keuangan atau perbankan. Tujuannya agar dana haram tersebut seolah-olah merupakan uang halal hasil kegiatan yang legal.
Sayangnya, aksi ini sulit dijerat dan dibuktikan. Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK) mencatat ada 7.179 laporan transaksi keuangan mencurigakan (LTKM) yang terjadi di bank sampai 28 Februari 2007 dan dari hasil analisis terhadap 650 LTKM, PPATK telah melimpahkan 448 kasus ke pihak kepolisian dan kejaksaan. Kurang lebih 90% di antaranya diduga berasal dari tindak pidana korupsi, penipuan, kejahatan perbankan, terorisme, dan penggelapan pajak.

Membersihkan praktek pencucian uang bukanlah hal yang sangat mudah. Modus operandinya kian kompleks dengan memanfaatkan teknologi dan rekayasa keuangan yang rumit. Misalnya modus layering yang sulit dideteksi karena uang yang ditempatkan di bank berulang kali dipindahkan ke bank lain, baik antarnegara maupun lintas negara. Untuk mendeteksinya, dibutuhkan dukungan sistem teknologi informasi (TI) yang sangat memadai.
Selain itu untuk memerangi praktek pencucian uang ini juga dibutuhkan dukungan bank. Bahkan, bank seharusnya pada garis terdepan. Seperti halnya yang dilakukan oleh PermataBank. Belum lama ini, PermataBankini berhasil menerapkan Anti Money Laundering System BankAlert (AMLSB). Sistem ini menjadi peranti deteksi dini secara online dan real time terhadap indikasi praktek pencucian uang.
Sistem AMLSB milik PermataBank pada prinsipnya bekerja dengan tiga komponen inti: sistem database, analitikal, dan against. Against merupakan perangkat lunak yang dibuat disetiap perangkat lunak operasional, seperti bagian layanan pelanggan. Jadi, ketika ada pembukaan rekening baru, piranti ini akan mengambil data calon nasabah tersebut lalu mengirimnya ke sistemanalisis. Di saat bersamaan, piranti yang sama juga mengambil data dari sistem database dan mengirimnya pula ke sistem analisis. Informasi dan data ini kemudian diolah dan dianalisis oleh sistem, kemudian hasilnya dikirim kembali berupa informasi status. Jadi, setiap transaksi secara otomatis diproses dan disinkronisasi lebih dulu dengan database nasabah dan daftar hitam milik Permatabank. “Kalau ternyata nama tersebut masuk daftar hitam, otomatis informasi tersebut bisa cepat diketahui.” Ketika ditemukan ketidakwajaran - baik dilihat dari pola transaksi maupun profil nasabahnya - secara otomatis sistem ini memberikan peringatan dini, termasuk memblokirnya. Sebagai contoh, transaksi yang melibatkan nama yang masuk dalam Daftar Hitam Bank Indonesia (DHBI), otomatis akan muncul pesan mengenai status blokir. Prosesnya baru bisa dilanjutkan kalau mendapatkan validasi dan jaminan dari pejabat bank yang berwenang yang menyatakan transaksi tersebut wajar.
Dengan alur proses seperti ini, sistem AMLSB membutuhkan database yang bagus. Bank harus selalu memperkaya informasi di dalam database-nya untuk dapat menangkap setiap indikasi pencucian uang. Hal ini bisa dilakukan, misalnya, lewat menjalin kerja sama strategis dan menghubungkan sistem database antarperusahaan. AMLSB juga harus terhubung dengan DHBI maupun daftar orangyang masuk jaringan teroris internasional.
Disamping itu, AMLSB memiliki fitur Office of Foreign Asset Control, serta fungsi deteksi real time terhadap transaksi incoming remittance yang tak sesuai dengan karakteristik nasabah. Kelebihan lainnya adalah AMLSB bisa membuat diagram alur transaksi uang yang mencurigakan. Dari sisi pelaporan, peranti ini mampu memberikan bobot risiko kepada setiap transaksi berdasarkan analisis terhadap profil nasabah maupun transaksinya.
Sayangnya, bank-bank nasional yang memiliki sistem AMLSB jumlahnya bisa dihitung dengan jari. Seperti, Bank Mandiri dan Bank Rakyat Indonesia (BRI). BRI mengembangkan sistem anti money laundering (AML) sejak beberapa tahun lalu. Mereka menggunakan perangkat lunak yang dikembangkan Infrasoft Technologies Ltd., sebuah perusahaan berbasis di India. Hebatnya, bank yang tahun lalu membukukan laba bersih Rp4,25 triliun ini telah menerapkan sistem tersebut di lebih dari 950 kantor cabang dan terhubung dengan arsitektur core banking yang terintegrasi.
Untuk menangkal praktek pencucian uang, mereka menerapkan sistem antimoney laundering (AML) sendiri. Kendati dikembangkan sendiri, mereka merasa peranti tersebut cukup untuk memenuhi kebutuhan saat ini.
Sistem itu juga membantu mempercepat deteksi terjadinya fraud dan praktek pencucian uang. Namun, kerawanan aksi pencucian uang tergantung pula pada ketegasan dan penegakan hukumnya. Dalam kasus pencucian uang, perbankan juga membutuhkan proteksidari aparat hukum.